Ketiga tahap operasional konkret (7-11 tahun). Pada tahap ini anak sudah mulai bereksplorasi atas rasa keingin tahuan nya terhadap segala hal yang ia lihat, raba, dan rasakan. Ia sering mengamati pada tahapan usia ini
Keempat, tahap operasional formal (11 tahun ke atas). Tahapan ini anak sudah mampu untuk menjabarkan sendiri apa yang sudah ia lihat disekitarnya, meskipun terkadang penjabaran tersebut masih salah. Oleh karena itu peran pendidik diperlukan dalam hal ini untuk mengarahkan anak.
Selain mengenali tahapan-tahapan perkembangan intelektual pada anak, penting juga untuk para pendidik tau faktor-faktor apa saja yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan intelektual tersebut. Ada banyak sekali faktor-faktor nya, seperti faktor hereditas dan faktor lingkungan.Â
Faktor hereditas sendiri sudah muncul pada diri anak sejak didalam kandungan ibunya. Sejak didalam kandungan, anak sudah mempunyai sifat yang menentukan intelektualnya. Namun tentunya ketika memang sudah ada sejak dalam kandungan, potensi intelektual anak tetap harus dibentuk dan dibina dengan baik dan didukung dengan lingkungan yang baik pula.
Selain faktor hereditas, terdapat juga faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan intelektual anak. Seperti lingkup keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkup keluarga merupakan lingkup utama dalam perkembangan intelektual anak, dikarenakan keluarga lah tempat anak untuk bisa terbuka dan leluasa atas segala hal. Serta keluarga lah akan paling mengerti apa yang dibutuhkan anak selama perkembangan intelektualnya berlangsung.
Untuk lingkup sekolah, menjadi lingkup yang memiliki faktor besar untuk perkembangan intelektual anak. Sebab disekolah anak banyak bereksplorasi dan belajar segala hal dengan dibantu oleh guru yang mengajarkan segala hal pada anak. Guru pun pasti yang paling mengerti akan bagaimana dalam pembentukan dan menumbuhkembangkan intelektual anak.
Sementara lingkup masyarakat merupakan lingkup penguat dalam usaha perkembangan intelektual anak. Dikarenakan anak memerlukan adanya interaksi sosial sebagai penunjang nya dalam bereksplorasi. Selain membentuk intelektual, anak juga harus dibentuk sikap sosial nya agar sesuai dengan agama, norma, nilai, budaya dan adat-istiadat yang ada.Â
Agar tidak terjadinya ketimpangan antara intelektual anak dengan interaksi sosialnya. Jika intelektual anak baik, tetapi sikap sosial nya minus, maka perkembangan anak belum dikatakan sempurna. Namun apabila intelektualnya baik dan sikap sosialnya baik, maka pendidikan yang diajarkan pada anak sudah bisa dikatakan sempurna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H