Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

15 Tanka

4 Juli 2017   18:15 Diperbarui: 5 Juli 2017   00:52 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#1

senja terakhir

di akhir bulan Juni

daun yang gugur

tak ubahnya diriku

hidup ada batasnya

#2

hembusan angin

melambungkan angan

suara ombak

pasir putih berderai

serpihan lamunanku

#3

di luar kaca

kita saksikan bunga

flamboyan mekar

namun di meja ini

masih harus menunggu

#4

melayang jatuh

dari randu yang tua

biji yang kecil

hal yang terlihat besar

berawalkan darinya

#5

terkubur daun

tanah kelahiranku

di bidang kebun

pondok beratap lalang

kian rapuh dan miring

#6

coba menghindar

mencari ketenangan

di desa ini

namun tiap sudutnya

bunga kesayanganmu

#7

saluran air

dari tingginya gunung

memancur deras

subur padi di sawah

mengisi lumbung padi

#8

didorong angin

berarak dan menghilang

awan yang putih

tak mungkin menangkapnya

meski di dalam kolam

#9

mencari lubang

saat mentari puncak

semut berjalan

tiap langkah kecilnya

adalah perjuangan

#10

mendaki gunung

betapa rendah lembah

saat di puncak

rasa tetap di bawah

di atas ada langit

#11

di tengah laut

tampak putih berkilau

sebuah gabus

mengapung dan tenggelam

dipermainkan ombak

#12

rindu padamu

saat kulihat ini

korma Madinah

sholawat dan salamku

untuk Junjungan Umat

#13

bulan bersinar

di celah ranting pinus

pungguk bertengger

tak ubahnya diriku

masih memikirkanmu

#14

aduhai pungguk

mengapa kau termangu

untuk rembulan?

hidupku berkelana

separuh abad waktu

#15

di rawa kering

lalat hijau berdengung

tercium bangkai

bau yang mengingatkan

mati adalah nyata

Tanka by BeniGuntarman.2017

Piccredit: Dokumen Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun