Dulu pernah kudengar sebuah lonceng
Ia begitu bergema menembus gendang telingaku
Terngiang ngiang hingga berhari-hari dalam tidurku
Dulu pernah kudengar sebuah lonceng
Entah tangan penyair mana yang menabuhnya
Ia terdengar begitu nyaring dan mengusir rasa sunyiku
Itu dulu, sekarang lonceng seperti itu ada di mana-mana
Ia tergantung tak bertali dan tidak juga jatuh ke tanah
Bunyinya tak lagi sekeras yang pernah kudengar dulu
Kadang aku bertanya-tanya, kenapa ia hanya tergantung?
Padahal pencuri semakin banyak, bencana silih berganti
Nurani bangsa ini tengah tercabik oleh politik dan kekuasaan
Kadang aku bertanya, kenapa ia tak senyaring dulu?
Mungkin tukang tabuhnya dulu sudah semakin tua dan mati
Atau mungkin yang muda kurang pandai menabuhnya
Itu dulu, sekarang lonceng itu bergema lagi malam ini
Sayup-sayup kudengar suaranya di kejauhan
Entah ke mana arah angin akan menghembusnya
Sebuah lonceng
Bergema siang malam
Ditabuh angin
******
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H