Terima kasih, bung
kau tinggalkan jejakmu pada cahaya Agustus
engkaulah jantung Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
menghantarkan kebebasan bangsa ini
terlepas dari belenggu kolonialisme
Terima kasih, bung
kukenang-kenang lagi suaramu yang menggelora
seperti gemuruh ombak di pantai selatan
membangunkan banyak mata yang tertidur
bagai lidah api yang menjilat di kedinginan malam
Terima kasing, bung
kini hampir tiga perempat abad kita telah merdeka
kita tidak lagi takut pada penjajah bangsa mana pun
hidup dalam semangat persatuan dan kesatuan
dan kami masih tertatih-tatih memaknai “kemerdekaan”
Terima kasih, bung
dan masih kukenang kisah sedih dan kebengisan itu
“kebebasan dan kekuasaan” akhirnya memenjarakanmu
dalam sebuah perubahan, dalam sejarah bangsa yang kelam
sejarah bangsa yang engkau lahirkan pada cahaya Agustus
******
Batam, 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H