Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penyesalan Cinta

5 Mei 2016   18:26 Diperbarui: 5 Mei 2016   18:47 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

untuk Ann

 

Kau terkenang lag idengan malam yang penuh kepedihan itu

malam di saat-saa tengkau melepaskannya pergi dari sisimu

melepas segenap rasa cinta dan juga harapannya kepadamu

kini terpisahkan oleh jarak dan waktu, jadi penyesalan cinta

 

Bintang utara bersinar,menggetarkan segala kenang di hati

cahaya abadi yang setia menyinari malam-malam sunyimu

jadi saksi betapa penyesalan itu jalan panjang tak berujung

 

Semula engkau berpikiranmudah bagimu melupakannya

bertemu jalan yang akanmembawamu lagi ke musim semi

mencintainya ternyatatidaklah semudah melupankannya

hatimu bingungmencarinya, namun kini ia entah di mana

 

Bintang utara bersinar,menggetarkan segala kenang di hati

cahaya abadi yang setia menyinari malam-malam sunyimu

jadi saksi betapa penyesalan itu jalan panjang tak berujung

 

Malam lengang, tikam sunyinya menggores di dinding jiwa

sajak-sajak kepedihan muberjatuhan memenuhi ruang hati

bagai rintihan pungguk yang bergema di kegelapan malam

keangkuhan cinta,membuatmu menyesal sepanjang hidup

 

Bintang utara bersinar,menggetarkan segala kenang di hati

cahaya abadi yang setia menyinari malam-malam sunyimu

jadi saksi betapa penyesalan itu jalan panjang tak berujung

 

*****

Batam, 2016.

 

 

Sumber Ilustrasi:

https://nuraanisanjaya.files.wordpress.com/2014/03/wpid-img_7017615519805.jpeg?w=500

Sumber Ilustrasi: https://nuraanisanjaya.files.wordpress.com/2014/03/wpid-img_7017615519805.jpeg?w=500

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun