Kenang dan kenanglah selalu
dia yang kini terbaring sunyi
di Pemakaman Karet yang sepi
barangkali ia hanya sebuah riak, sebuah ombak
namun ia sebuah tonggak yang masih kokoh berdiri
di antara sederetan penyair ternama di negeri ini
kata-katanya melesat ke dalam pikiran, membangkitkan imajinasi!
*****
Batam, 2016.
*Puisi ini pertama kali publish di buku antologi puisi bersama yang berjudul “Setelah 67 Tahun di Karet”, dalam rangka mengenang wafatnya Chairil Anwar.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!