Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Chairil Anwar

4 Mei 2016   21:47 Diperbarui: 4 Mei 2016   21:50 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenang dan kenanglah selalu

dia yang kini terbaring sunyi

di Pemakaman Karet yang sepi

barangkali ia hanya sebuah riak, sebuah ombak

namun ia sebuah tonggak yang masih kokoh berdiri

di antara sederetan penyair ternama di negeri ini

kata-katanya melesat ke dalam pikiran, membangkitkan imajinasi!

*****

Batam, 2016.

*Puisi ini pertama kali publish di  buku antologi puisi bersama yang berjudul “Setelah 67 Tahun di Karet”, dalam rangka mengenang wafatnya Chairil Anwar.

Sumber Ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun