cinta adalah kata damai yang mengusik debu perjalanan negeriku
moncong senjata, mawar merah, dan lukisan wajah di ufuk timur
api gairahnya adalah sayap-sayap yang menerbangkan beburung
juga sirip-sirip yang membawa ikan merenangi laut luas negeriku
Â
ditangannya tergenggam kunci pemahaman atas banyak kejadian
silang sengketa, pertumpahan darah, dan juga kedamaian negriku
bersemayam di dada anak bangsa, tersembunyi dari banyak mata
atas namanya kisah sejarah perang dan konflik tak berkesudahan
Â
kulihat di matamu, cinta yang menatap dengan berjuta keinginan
tatapan selidik ke perut bumi negeriku, berupa emas dan tembaga
minyak dan gas, batubara, dan aneka sumber daya energi lainnya
Â
cinta adalah hikmah sejarah, terbentuk dari deru debu perjalanan
di atasnya kau bangun kemakmuran negerimu, juga perdamaian
atas namanya moncong senjata terarah, dan mawar kau bagikan!
Â
*****
Batam, 2016.
[caption caption="Sumber Ilustrasi: http://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/blok-masela-_160102183212-160.jpg"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H