Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

(Puisi) Sebuah Jalan Raya Baru Melintasi Desa Kami

28 Februari 2016   01:30 Diperbarui: 28 Februari 2016   02:41 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah tiga perempat abad merdeka

tetiba saja datang kabar gembira

katanya desa kami akan dilintasi sebuah jalan baru

jalan raya propinsi yang menghubungkan kota-kota

jalan yang membuka isolasi banyak desa

gerbang kemajuan yang akan mengubah nasib kami

 

Betapa riangnya kami mendengar kabar itu

bermalam-malam kami berkumpul memperbincangkannya

Udin berkata desa kami kelak ramai dikunjungi orang

Basri bilang kami akan semakin mudah pergi ke kota

semuanya gembira menyambut datangnya harapan baru

masa depan baru yang akan membuka mata kami

 

Setelah tiga perempat abad merdeka

sebuah jalan raya aspal dibangun melintasi desa kami

alat-alat berat bekerja siang dan malam membangun jalan

sawah-sawah ditimbun dan pepohon berbuah ditebangi

berbulan-bulan kami mengikuti pembangunannya

terus dan terus, karena kami berharap besar darinya

 

Tanah-tanah penduduk di ukur

dan mendapatkan ganti rugi secukupnya

kami rela mengorbankan sawah, ladang, dan kebun

sekejap semuanya rata dan terbentuklah badan jalan

kami membayangkan sebuah kemajuan besar di depan mata

mimpi-mimpi pun mulai menghiasi tidur kami

 

Kini setahun sudah jalan raya baru itu berfungsi

terbuka isolasi desa kami dan membawa banyak kemajuan

para petani mulai membawa hasil taninya ke kota

para tengkulak yang biasanya meraja lela jadi menghilang

desa semakin ramai, penduduk jadi berubah nasibnya

kini kami tak lagi bisa dibodohi oleh para tengkulak

 

Seiring adanya jalan raya lalu listrik pun masuk ke desa

kini ketika malam hari kami habiskan waktu di depan televisi

menonton beragam berita, hiburan, dan film-film Barat

anak-anak muda pun pikirannya berubah

kini mereka mengenal narkoba dan pergaulan bebas

mengenal hubungan sek sesama jenis dan hak-haknya

mulai meninggalkan cangkul dan memegang gadget

lebih tertarik mengikuti budaya asing

ketimbang mengenali budayanya sendiri

 

Setelah tiga perempat abad merdeka

kami baru mengenal kehidupan dan kemajuan dunia luar

betapa luasnya, dunia baru seakan tiada batasnya

kemajuan yang datang bersamanya penuh cerita

bagaikan tangan yang memegang dua buah gelas

yang berisi madu dan racun

kami harus memilih satu diantaranya

guna menemukan jati diri bangsa

yang betul-betul merdeka

 

******

Batam, 2016.

 

 Sumber Ilustrasi:

http://media.zenfs.com/id_ID/homerun/mongabay.id/2e639fb2b8eddab366a6c394dc6ccf61

[caption caption="Sumber Ilustrasi: http://media.zenfs.com/id_ID/homerun/mongabay.id/2e639fb2b8eddab366a6c394dc6ccf61"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun