Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seorang Lelaki Pembersih Jalan

27 Februari 2016   01:08 Diperbarui: 27 Februari 2016   01:33 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lelaki setengah tua, pekerja pembersih di jalan protokol

Setiap pagi ia terlihat berkeringat membersihkan jalan itu

Sampah yang asal buang dan dedaun kering dipungutinya

Hingga tengah hari dia sibuk bekerja membersihkannya

 

Berkulit hitam dan rambutnya ikal kecil, aslinya dari Timur

Tubuh tak seberapa besar namun wajahnya tampak wibawa

Sering ia menahan marah karena ulah para pejalan di sana

Tak tertib membuang sampah, main lempar lewat kaca mobil

 

Peluh bercucuran membasahi tubuh hingga ke wajahnya

Di tangannya kantong plastik hitam, berisi sampah-sampah

Angin menjatuhkan dedaun kering  berserak di tengah jalan

Saat bergegas menyapu, tetiba sebuah mobil menabraknya

 

Duhai tiada penghargaan terhadap sesama, penabraknya lari

Orang-orang bergegas menolong, tubuhnya bersimbah darah

Nasib si kecil yang tak pernah dihargai dengan sepenuh hati

Tiada yang menanggung perobatannya, pada berlepas tangan

 

Tuhan masih memberinya kesempatan hidup dan bekerja

Meski jalan terpincang-pincang dia tetap berada di jalan itu

Membersihkan setiap sampah yang terlihat membikin kotor

Demi agar jalan terlihat bersih di mata pejabat yang lewat!

 

*****

Batam, 2016.

 

 

 

Sumber Ilustrasi:

http://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2015/03/07/151/973280/daun-kering-berserakan-di-jalan-jalan-protokol-7KH.jpg

[caption caption="Sumber Ilustrasi: http://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2015/03/07/151/973280/daun-kering-berserakan-di-jalan-jalan-protokol-7KH.jpg"][/caption]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun