Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berpuisi Sepanjang Jalan

24 Februari 2016   18:14 Diperbarui: 24 Februari 2016   18:30 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

To Ann.

Aku dan juga engkau

sama-sama menuliskan puisi di sana

di jalan panjang kehidupan

kita menulis di hari-hari yang kencang berlari

meraba ujung perjalanan yang tak pasti

dan hari ini engkau kuingatkan kembali

tentang hari-hari kita yang telah berlalu itu

yang kisahnya berjejak di masa silam

yang liku-likunya terasa tajam di hati

yang tanjakannya terasa terjal ‘tuk didaki

dan tiada lelah kita berpuisi tentangnya

meski perjalanan itu tak kunjung usai

 

Kadang aku bercermin

melihat rekam jejak itu di wajah

kata-kata puisi kita yang semakin pudar

goresan keriput wajah yang makin kusut

waktu bagai ombak yang terus menggerus

mengkikis tiang-tiang keyakinan kita

perubahan zaman merubah segalanya

dan membuat kita tak berdaya mengangkat pena

tak mampu lagi mengenali wajah diri sendiri

 

Ada masanya kita tak bisa lagi berpuisi

masa tua yang menjadikan kita rapuh

tubuh kita semakin menipis dimakan usia

tinggal tulang yang berbalut kulit

dan kita menjadi pikun

bagai seonggok kayu mati

yang menunggu hancur

diterpa hujan dan panas

menjadi tanah

 

Ada masa kita tak bisa lagi menulis puisi

hanya bisa mendengar dan melihat

dan tak mengenali bayang diri di cermin

menjadikan kita saling merasa asing

ketika senja itu telah tiba

masih ada puisi-puisi kita di jalan itu

bagian dari diri kita yang tetap berjalan

yang akan terus melangkah

menemui takdirnya

 

******

Batam, 2016.

 

 

Sumber Ilustrasi

[caption caption="Ilustrasi"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun