Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Pesan Terakhir Induk Kancil Kepada Anaknya

27 Januari 2016   19:16 Diperbarui: 27 Januari 2016   21:15 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Begitulah manusia anakku, ada satu atau dua ekor Kancil yang mencuri ketimun lantas mereka bilang seluruh kancil adalah pencuri ketimun. Padahal hanya kancil yang kepepet karena sangat kelaparan yang mau makan ketimun. Kalau ada makanan yang lain, tentu lebih lezat memakan dedaunan dan rumput,” jawab si induk. “Tetapi bunda, di bagian mana dari hutan ini yang ada tanaman ketimunnya?” tanya si anak.

“Di kebun yang berbatasan dengan hutan. Mereka menebangi hutan-hutan yang luas, bahkan kerap membakarnya sehingga hewan-hewan liar seperti kita jadi kesulitan makanan. Para pemburu itu perambah hutan, namun mereka marah ketika hewan-hewan lapar mengganggu kebun mereka. Seakan-akan menegakkan kebenaran, namun kaki mereka tidak berdiri di atas kebenaran,” ujar si induk Kancil. “Teroris ya teroris…manusia makhluk penebar teror yang paling kejam. Jangankan hewan, diri sendiri pun rela mereka bunuh demi iming-iming sebuah sorga, “ujar si induk.

Tiba-tiba si induk kancil itu melihat sebuah jerat yang dipasang oleh pemburu, tepat di depan kaki anaknya. Si induk Kancil segera melompat mendorong tubuh anaknya agar tak masuk perangkap yang menjerat. Sementara tubuh anaknya terdorong, kaki si induk malah menyentuh jerat dan akhirnya ia terjerat, dan tubuhnya tergantung.  Si anak Kancil terlihat panik namun ia tak kuasa menolong induknya agar terlepas dari tali jerat. Si induk Kancil menyadari bahwa hidupnya akan segera berakhir di tangan manusia. Lantas dikuatkannya hatinya, sembari berpesan kepada anaknya: “Anakku, ingatlah pesan bunda. Jangan lupakan jerat, karena jerat tak pernah melupakan dirimu.  Waspadalah selalu, jangan lupakan bahaya yang selalu mengintaimu!”

Si anak Kancil mengangguk dan mengingat baik-baik pesan terakhir dari induknya. Setelah menyampaikan pesan itu,  induknya  menyuruhya segera menjauh karena sebentar lagi akan ada pemburu yang mendatanginya. Sambil menahan perih dan luka, si anak kancil terus melangkah, dan terus diulang-ulangnya pesan terakhir induknya agar tidak lupa, “ jangan lupakan jerat, karena jerat tak pernah melupakan dirimu!”    

******

 Batam, 27 Januari 2016.

 

Sumber Ilustrasi:

http://3.bp.blogspot.com/-vYMSh-Dwwb8/UH9Y8qkFsHI/AAAAAAAAAu4/BadSpNkGbnU/s1600/mammal-kancil.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun