ketika berita tentangnya datang seperti angin
kubiarkan ia berlalu begitu saja
tak hiraukan apa kata tentangnya
tetapi kini ia datang
bersama awan mendung di langit kemuraman
menebar ancaman dan hujan air mata
dalam jerit dan tangis ketakutan
“teroris teroris datang menyerang!” teriak orang-orang
kepanikan, ketakutan, membunuh dan terbunuh
dan kekejaman berlangsung di depan mata
nyawa seperti lalat yang tak berguna
pembunuh buta, kokang senjata, ledakkan diri sendiri
manusia asing, sosok asing, bagaikan robot hidup
kakinya masih menginjak bumi
dan nuraninya entah di mana
entah atas nama apa semua ini terjadi
dulu, sering kudengar hal yang menyejukkan
tentang agamaku yang penuh cinta dan kedamaian
menebar senyuman, ramah tamah pada tetangga
hingga bersikap penuh sabar
itu dulu, kini berita tentangnya sungguh berbeda
lebih menakutkan, penuh dengan kekerasan
di manakah sosok-sosok yang dulu menyejukkan
yang menggerakkan hati umat agar patuh kepada-Nya?
telah hilangkah sosok ulama, kiyai, dan pemuka agama
yang dadanya berisi sinar rembulan?
kudengar dan kulihat mereka tengah asyik bekerja
berdebat dan menyusun siasat, berkomplot urusan duniawi
berpolitik dan mengejar-ngejar syahwat kekuasaan
untuk akhirat yang mereka dengung-dengungkan!
******
Batam, 2016.
Sumber Ilustrasi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H