Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Nyawa Tak Ubahnya Seperti Lalat

23 Januari 2016   07:32 Diperbarui: 23 Januari 2016   07:32 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ketika berita tentangnya datang seperti angin

kubiarkan ia berlalu begitu saja

tak hiraukan apa kata tentangnya 

tetapi kini ia datang

bersama awan mendung di langit kemuraman

menebar ancaman dan hujan air mata 

dalam jerit dan tangis ketakutan

 

“teroris teroris datang menyerang!” teriak orang-orang

kepanikan, ketakutan, membunuh dan terbunuh

dan kekejaman berlangsung di depan mata

nyawa seperti lalat yang tak berguna

pembunuh buta, kokang senjata, ledakkan diri sendiri

manusia asing, sosok asing, bagaikan robot hidup

kakinya masih menginjak bumi

dan nuraninya entah di mana

 

entah atas nama apa semua ini terjadi

dulu, sering kudengar  hal yang menyejukkan

tentang agamaku yang penuh cinta dan kedamaian

menebar senyuman, ramah tamah pada tetangga

hingga bersikap penuh sabar

itu dulu, kini berita tentangnya  sungguh berbeda

lebih menakutkan, penuh dengan kekerasan

 

di manakah sosok-sosok yang dulu menyejukkan

yang menggerakkan hati umat agar patuh kepada-Nya?

telah hilangkah sosok ulama, kiyai, dan pemuka agama

yang dadanya berisi sinar rembulan?

kudengar dan kulihat mereka tengah asyik bekerja

berdebat dan menyusun siasat, berkomplot urusan duniawi

berpolitik dan mengejar-ngejar syahwat kekuasaan

untuk akhirat yang mereka dengung-dengungkan!

******

Batam, 2016.

 

 

Sumber Ilustrasi:

http://cdn-2.tstatic.net/jabar/foto/bank/images/ledakan-bom-sarinah-_-polisi-evakuasi-korban_20160114_181821.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun