Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Ode bagi Seekor Gagak

24 Desember 2015   17:12 Diperbarui: 24 Desember 2015   17:46 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - gagak (kfk.kompas.com/Fiqman Sunandar)

Kulihat seekor gagak, serupa isi kepala

hinggap di pohon Kenari yang hampir mati

clingak-clinguk lalu berkoak-koak sekerasnya

seakan ia telah mengetahui seluruh detil pohon

dan mengabarkan kepada dunia dangkalnya akar

 

Bulan yang jatuh ke pangkuan

di matanya kulihat ada goresan luka

mungkin cerita lama, tentang cintanya yang kandas

seperti seekor gagak aku mengabarkannya

bening dan dalamnya hati tak pernah kuukur

 

Kulihat seorang penyair tua

berkoak-koak seperti seekor gagak

puisi ya puisi…menurutnya seperti apa katanya

melihat isi dunia dari satu sudut logika kematiannya

ia merasa Tuhan yang menentukan segalanya

 

Lihat dan lihatlah luasnya padang rumput dunia

seleksi alam di sana berlangsung apa adanya

tiada yang paling perkasa, tiada yang paling berjaya

yang kecil bisa membinasakan yang besar perkasa

yang terlihat lemah ternyata yang merajai dunia!

******

 Batam, 2015.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun