Ilustrasi - gagak (kfk.kompas.com/Fiqman Sunandar)
Kulihat seekor gagak, serupa isi kepala
hinggap di pohon Kenari yang hampir mati
clingak-clinguk lalu berkoak-koak sekerasnya
seakan ia telah mengetahui seluruh detil pohon
dan mengabarkan kepada dunia dangkalnya akar
Â
Bulan yang jatuh ke pangkuan
di matanya kulihat ada goresan luka
mungkin cerita lama, tentang cintanya yang kandas
seperti seekor gagak aku mengabarkannya
bening dan dalamnya hati tak pernah kuukur
Â
Kulihat seorang penyair tua
berkoak-koak seperti seekor gagak
puisi ya puisi…menurutnya seperti apa katanya
melihat isi dunia dari satu sudut logika kematiannya
ia merasa Tuhan yang menentukan segalanya
Â
Lihat dan lihatlah luasnya padang rumput dunia
seleksi alam di sana berlangsung apa adanya
tiada yang paling perkasa, tiada yang paling berjaya
yang kecil bisa membinasakan yang besar perkasa
yang terlihat lemah ternyata yang merajai dunia!
******
 Batam, 2015.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H