kulihat sejumput ilalang di padang rumput terbuka
ujungnya yang runcing tegak menunjuk ke arah langit
entah apa yang tengah dikatakannya kepada Tuhan
dihembus angin, ujungnya bergerak-gerak ke segala arah
yang berdiri paling tegak, tiada yang lebih runcing darinya
capung dan kupu-kupu pun segan untuk menyinggahinya
di malam hari, segerombolan anjing menginjak-injaknya
rebah lembar tubuh lalang yang tiada berpenyanggah itu
ujungnya yang runcing mencium bumi, terbenam tanah
ketika matahari pagi terbit bagaikan bola yang terbakar
pucuk ilalang itu pun kembali tegak angkuh dan berdusta
dikatakannya bahwa Tuhan telah menuruti kehendaknya
ketika nampak sekawanan gajah liar memasuki padang itu
“takut?” tanya kupu-kupu kecil yang terbang melintasinya
“kata takut itu cuma milik manusia yang kurang akalnya”
gajah itu terlihat saling serang, saling berkelahi sesamanya
rerumput di padang jadi binasa, tercabut hingga ke akarnya
ilalang itu tetap berkata, Tuhan telah menuruti kehendaknya!
*******
Batam, 2015.