hujan Desember adalah hujan yang paling sunyi
hingga kudengar suara bisik bisik di gemeritiknya
seperti nada-nada rindu yang terbawa angin lalu
jatuh membasahi rerumputan yang lama terkulai
membangkitkan harapan untuk kembali tumbuh
Â
aku kehabisan kata untuk melukiskannya bagimu
namun teramat banyak yang belum kusampaikan
biarlah butiran hujan yang jatuh melanjutkannya
karena hujan bulan Desember itu adalah bahasa
nyanyi puisi yang berjatuhan dari langit rinduku
Â
seperti butir hujan Desember yang membasahimu
tiada pernah ia mengeluh dengan keadaan dirinya
jatuh dan jatuh…menaut retak-retak wajah bumi
ditinggalkannya jejak rindu di tanah yang lembab
aku bagai hujan yang jatuh sebab angin rindunya
Â
aku ingin menyapa dirimu seperti hujan Desember
menyapu butiran debu yang melekat di dedaunan
membasahi jiwamu yang lama merindukan sejuk
namun kata-kataku lenyap terbawa angin musim
berjatuhan di samudera rinduku yang tak bertepi
Â
******
Batam, 2015.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H