Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Papua, Berebut Tulang di Tambang Emas

13 November 2015   20:59 Diperbarui: 13 November 2015   21:25 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Papua.  Gerbang Timur Indonesia tempat matahari lama terbenam

tempat Cendrawasih mengepakan sayapnya mengitari hutan rimba

bumi yang kaya aneka tarian tradisional dalam warna-warni budaya

negri yang kaya raya dengan hasil emasnya dan penuh dengan intrik

 

Di bumi yang kaya dengan hasil laut, hutan, dan aneka hasil tambang

anjing-anjing pelacak mengendus dan mengintai kekayaan isi perutnya

mengendus emas, mengendus tembaga, mengendus minyak buminya

tangan-tangan perkasa bergerak belakang layar, bermain kepentingan

 

Papua. Wajah penuh dengan carut marut kekerasan tak kunjung usai

negri yang malamnya terasa sangat panjang, lebih dari dua belas jam

pintunya terbuka tak pernah terkunci, pencuri leluasa datang bertamu

menyelinap dalam kegelapan, menjarah apa saja yang bisa dijarahnya

 

Diplomasi damai, perundingan, dan intrik-intrik perpecahan dihembus

konflik kepentingan, investasi, lobi-lobi, hingga bantuan kemanusiaan

dalam selubung korporasi anjing-anjing pelacak bekerja secara rahasia

memelihara bara agar konflik tak padam, kesenjangan dan kebodohan

 

Papua. Wajah derita yang tertutupi oleh topeng pembangunan buminya

hiruk-pikuk kegaduhan dan politik pecah belah dalam wajah kemanusiaan

bumi yang tersandera oleh berbagai kepentingan negara-negara adi kuasa

bumi yang penuh kendala oleh ulah badut-badut politik berwajah malaikat

 

Tambang emasnya menyihir dunia, tanah dikeruk hingga berlobang besar

srigala haus kekuasaan dari negri gonjang-ganjing datang unjuk taringnya

berlagak malaikat rupawan, bergaya negarawan agung utusan negrinya

menjulurkan ludah, memperebutkan sisa tulang pemberian para pencuri!

*****

Batam 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun