waktu telah terbuang percuma, durinya dalam tertancap
pada kereta malam yang telah berlalu jauh dari hadapan
manalah mungkin punai yang terbang tertangkap kembali
Â
sesal, itu suara nyanyian hatimu mengarungi langit malammu
saat nasi telah menjadi bubur, saat butir hujan terlanjur jatuh
puisi-puisimu mengalir deras bagai sungai tak henti mengalir
penghujan datang, engkau masih termangu dalam kemarau!
Batam, 2015
Â
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!