di tangannya tergenggam sebuah pena dan tinta biru kehidupan
dengan pena dan tinta biru itu dia merenung dan menuliskannya
berkelana jiwanya dan menjelajah ke berbagai arah perjalanan
merekam suara, mencatat aroma, melukiskan gerak kehidupan
dalam renungannya sang penyair menulis puisi dengan hatinya
Â
Dia seorang penyair, mencipta tak ingin didengarkan patung
kata-katanya adalah suara yang memancar dari dalam kalbu
puisi-puisinya adalah mimpi dan harapan, buah renungan jiwa
puisi-puisinya adalah geliat ombak hati di tengah samudra kata
puisinya bagai cambuk dan pedang yang menyuarakan keadilan
di tangannya mawar ditanam dan mekar semerbak harumnya!
Â
Batam, 2015.