Gerombolan anjing liar, sangat buruk rupa wajahnya
hewan bengis, wataknya sangat kejam tak kenal ampun
mereka yang datang dari arah kekumuhan sudut kota
mendatangi sudut-sudut pasar yang dipenuhi sampah
Â
Lidahnya terjulur, air liur terlihat menetes dari mulutnya
mengendus-endus aroma setiap tempat yang dilewatinya
mencari-cari  sekerat ikan, daging atau tulang yang tercecer
pada tempat yang ada makanan ia jinak dan setia menjaga
Â
Anjing-anjing liar, keluyuran malam di pasar nan kumuh
matanya mencorong terang menatap di kegelapan pasar
dengan setia meronda menjaga tiap sudut tanpa diminta
menggonggong setiap orang yang datang, tak dikenalinya
Â
Anjing-anjing itu selalu ribut menggonggong dan berkelahi
kantong sampah cerai berai dan berserak di mana-mana
para pemilik toko-toko emas selalu marah karna ulahnya
anjing-anjing itu akhirnya diusir, diracun, dan dibunuh
Â
Malam itu gerimis panjang, suasana pasar begitu sunyi
para penjaga pasar pada tertidur lelap dan kedinginan
sepi, tidak ada lagi suara ramai anjing menggonggong
tidak ada lagi suara gaduh anjing kawin dan berkelahi
Â
Pagi belum lagi sempurna menampakkan wajah terangnya
terdengarlah suara ramai para penjaga malam yang panik
pintu toko-toko emas rusak dan terbuka, terjadi pencurian
habis ludes seluruh isi di dalamnya diambil oleh para pencuri
Â
Anjing-anjing liar, keluyuran malam di pasar nan kumuh
peronda malam nan miskin namun bekerja tanpa pamrih
menggonggong, mengusir setiap yang tercium berniat jahat
telah mati, dibunuh oleh pemilik toko emas yang dijaganya!
Â
Batam, 2015.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H