hari-hari berkabut nista ini melingkupi fajar beku
angin badai datang berhembus berputar di lautan
tangannya kokoh mencengkram tubuh gelombang
mengaduk-aduk perut lautan, memuntahkan isinya
Â
hari merekah seperti dewi pagi yang penuh amarah
berdesis lidahnya terjulur menjilati sekujur tubuhku
dedaunan kering terbakar hingga kecup penghabisan
pada gairah yang meletup-letup engkaulah matahari
Â
dahaga lautan dan musim kemarau yang membakar
aku ingin membangun sebuah surga di atas tubuhmu
berbekalkan dedaunan hijau yang menghiasi bebukit
dengan sedikit keraguan karena pekatnya kabut waktu
Â
tak dapat mengharapkan kebaikan pada setiap orang
seragam warna rambut namun hati sukarlah diduga
apa pun akarnya, cinta tak pernah menuntut kepuasan
hanya berharap kedamaian dan kesejukan dalam hati
Â
Batam, 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H