aku lahir di pantai ini, rumahku di dalam sebuah benteng
bangunan tua, sebuah benteng kuno peninggalan Belanda
tembok itu sangat tebal berdiri menjulang di hadapanku
aku menatap keangkuhannya dengan bermacam perasaan
Â
kadang-kadang aku menganggapnya sebagai penghalang
menghalangi pandanganku menatap lurus jauh ke depan
kadang aku merasa berterima kasih pada kekokohannya
ia melindungiku dari angin kencang dan terjangan badai
Â
pada dindingnya yang kusam, berlumut, dan pias warnanya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!