siapakah yang datang mengetuk pintu hatiku?
ia muncul dari serangkai kata-katamu yang kubaca
sebuah puisi, sebuah nyanyian dari alam rohaniah
kelebat warna-warni cahaya dari segala penjuru arah
dan kucium aroma sejuk hutan yang diangin senja
Â
puisimu, yang kau tulis dengan segenap jiwamu
serupa jalan setapak yang dilalui oleh para pelintas
dilalui para pengembara, menuju ke pusaran kehidupan
ujung dari sekian banyak jalan setapak yang terhampar
bermuara ke hati, sebagai rasa yang dinikmati
Â
aku membaca puisimu, dalam waktu-waktu senggangku
tidak untuk memperumit hidupku atau memperkeruhnya
tidak pula aku berkeinginan melambung ke langit mimpi
aku hanya ingin ikut mengalir bersama alur keindahannya
biarkanlah puisimu berbicara sendiri tentang jati dirinya
Â
Btm2015
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI