engkau laksana butiran jeruk manis, buah segar di pohon
kuning ranum, tak terjamah tangan karena terlampau tingginya
aku menatapmu dengan rasa kagum dan mengimpikanmu
Â
cinta semanis jeruk, harapan dan impian yang menjulang langit
bersinar terang bagai mata bintang-bintang di angkasa malam
misteri apa yang tersembunyi dalam sifat lumpur dan cahayamu?
Â
kutatap api birumu, menyala-nyala di setumpukkan kayu kering
di belukar yang dipenuhi ilalang yang tengah berbunga putih
berasap jingga yang kukenali itu sebagai isyarat panggil;an darimu
Â
di kedalaman sunyiku, cintaku padamu merambati dinding
tembok pembatas makna kesucian dan kedustaan di dalam hati
mata pedangnya tertuju ke jalan yang terbuka lebar ke dalam hatimu
Â
upaya apa yang harus kulakukan untuk menerobos, menggapaimu
menghadapi hujaman pedang, dan mengatasi perbedaan jarak
mengupas kulit tipis yang membalut manis-segarnya tubuhmu?
Btm2015
 NB: Untuk mengikuti karya peserta yang lain silakan menuju Fiksiana Community
silakan gabung ke group FB Fiksiana Community
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H