engkau laksana butiran jeruk manis, buah segar di pohon
kuning ranum, tak terjamah tangan karena terlampau tingginya
aku menatapmu dengan rasa kagum dan mengimpikanmu
Â
cinta semanis jeruk, harapan dan impian yang menjulang langit
bersinar terang bagai mata bintang-bintang di angkasa malam
misteri apa yang tersembunyi dalam sifat lumpur dan cahayamu?
Â
kutatap api birumu, menyala-nyala di setumpukkan kayu kering
di belukar yang dipenuhi ilalang yang tengah berbunga putih
berasap jingga yang kukenali itu sebagai isyarat panggil;an darimu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!