Ramadan segera akan berakhir dalam hitungan hari
Terbayang suara gema takbir diiringi bunyi beduk bertalu-talu
Pujian-pujian atas kebesaran-Nya, bergema, menggetar relung hati
Batin ke batin terjalin, saling menghampiri, saling bermaaf-maafan
Â
Lebaran, hari kegembiraan, kemanangan atas hawa nafsu sendiri
Sebulun penuh berjuang dan mengendalikannya, menundukkannya
Demi mensucikan batin yang sebelas bulan lalu berjalan dalam debu
Menunaikan zakat fitrah atasnya sebelum menjadi fitri kembali
Â
Ramadan segera akan berakhir dalam hitungan hari
Terjadi kesibukan, berkemas dan berbenah lahir batin
Rumah-rumah di cat, segala kekusaman rumah diperindah
Kue-kue mulai dirancang dan dikerjakan, untuk berlebaran
Â
Riuh rendah suara-suara di pusat pertokoan, belanja lebaran
Baju, celana, songkok, sepatu, dan sandal semuanya diperbarui
Berbondong mudik ke kampung halaman, bertemu sanak-saudara
Bertemu orang tua yang masih hidup guna memohon restunya
Â
Ujian rasa haus dan lapar seakan bukan lagi tantangan
Bersiap menyambut lebaran lebih penting ketimbang hari tersisa
Segala daya dan upaya dikerahkan guna menyambut hari lebaran
Menyambut hari kemenangan bersama, hari menjadi fitri kembali
Â
Lebaran, hari kegembiraan, hari kemanangan atas ujian berpuasa
Kehidupan yang berubah, tradisi lama khatam Al Qur’an mengikis
Tadarus mulai sepi, kajian makna dan pesan Ramadan berkurang
Puasa dan Lebaran telah jadi fenomena budaya latah dan lahiriah!
Â
 Btm2015
Â
NB: Untuk membaca karya peserta lain silakan menuju akun group FB Fiksiana Community
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H