Pernah kutuliskan di dinding tembok
“Tembok-tembok bisu bisa mendengar!”
Tembok itu bergerak memagari gerakku
Mematahkan jemariku yang kupakai menulis
3
Mereka tiarap, tutup mata dan telinga
Bergema suara:”Reformasi! Reformasi sampai mati!”
Keberanian bangkit, kemarahan bersama memuncak
Robohlah setan yang tengah berdiri mengangkang
Para pecundang itu bangkit dari tiarapnya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!