Selanjutnya mengarahkan masyarakat Aceh untuk menjaga berat badan ideal serta menerapkan perilaku CERDIK : Cek kesehatan secara berkala (pemeriksaan tekanan darah, gula darah, index masa tubuh dan lingkar perut setiap 6 bulan atau 1 tahun sekali), Enyahkan asap rokok dengan penerapan KTR (Kawasasn Tanpa Rokok), Rajin aktifitas fisik minimal 30 menit per hari atau minimal 150 menit per minggu, Diet sehat dan seimbang dengan pola makan isi piringku, serta Istirahat cukup dan Kelola stress.
Jika sudah terlanjur terkena penyakit jantung, tindakan selanjutnya adalah rajin kontrol dan minum obat dengan PATUH : Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, Tetap diet dengan gizi seimbang, Upayakan aktivitas fisik dengan aman serta Hindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik.
Upaya pencegahan ini dapat melibatkan tokoh agama mengingat Aceh dikenal sebagai Serambi Mekah, dengan demikian kolaborasi ini diharapkan berdampak lebih luas karena mudah diterima oleh masyarakat.
Oleh karena itu sesuai dengan tema Hari Jantung Sedunia tahun ini “Gunakan Hati untuk Bertindak” maka diharapkan masyarakat Aceh juga turut melakukan perubahan perilaku dengan menggunakan hati, agar tindakan kita menjadi lebih berarti dan dapat memberikan dampak positif bagi orang lain dan lingkungan sekitar.
Harapannya perubahan ini dapat membantu menciptakan hubungan yang lebih baik dan komunitas yang lebih harmonis.
Selain melibatkan tokoh agama, keterlibatan pemerintah dalam pencegahan penyakit jantung sangat dibutuhkan, bukan hanya sebatas pengaturan dan pelayanan, tetapi juga mencakup membangun kesadaran dan lingkungan yang kondusif bagi masyarakat untuk menjalani gaya hidup sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H