Mohon tunggu...
Benediktus Catur Sakti
Benediktus Catur Sakti Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seminaris Tingkat I Seminari Mertoyudan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasih Allah yang Amat Besar

28 November 2024   11:58 Diperbarui: 28 November 2024   12:09 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang telah kita ketahui, tindakan konkret itu tidak selalu dimulai dari hal-hal yang besar. Kita dapat memulai dengan melakukan hal-hal yang kecil dan sederhana. Contoh sederhananya adalah dengan memberi salam, senyum, dan sapaan kepada orang-orang yang berada di sekitar kita. Memang hal itu terkesan biasa saja bagi kita, tetapi tanpa kita sadari terdapat nilai abstrak yang sebenarnya ingin kita raih

Mungkin kita merasa bahwa dengan menyapa, memberi salam, dan senyum kepada orang lain, itu biasa saja, tetapi bagi mereka yang telah menerimanya, mungkin saja ada suatu perasaan hangat yang dirasakan setelah mendengar sapaan itu. Bisa saja semua pikiran-pikiran mereka yang berkecamuk hilang untuk sekejap karena mendapat salam, sapa, dan senyum dari kita.

Contoh lainnya adalah dengan peduli lingkungan. Dalam zaman dengan peradaban yang maju dan dengan era teknologi yang sangat memadai saat ini, terdapat begitu banyak tantangan yang harus kita hadapi untuk menjaga dan merawat alam lingkungan sekitar. Salah satu tantangan yang paling besar adalah sampah dan limbah hasil pembuangan.

Sebagai umat beriman yang dipanggil untuk menjadi saksi kasih Tuhan, kita semua diajak untuk menjaga, merawat, dan melestarikan lingkungan sekitar kita. Dalam Kitab Kejadian, dikisahkan bagaimana Allah menciptakan manusia seturut gambar dan rupa-Nya, dan memberi mereka tugas untuk berkuasa atas ciptaan-ciptaan Tuhan yang lainnya.

Kata berkuasa sering kali disalah-artikan; sering kali mengarah pada suatu hal yang terkesan negatif. Sering kali orang menyalahgunakan kekuasaan ini untuk mengeksploitasi alam dan menggunakannya dengan tidak bertanggung jawab. Contoh penyalahgunaannya di era modern ini adalah deforestasi, perburuan secara liar, dan penebangan pohon secara ilegal.

Kata berkuasa, bukan berarti kita bisa seenaknya menggunakan alam ciptaan dengan tidak bertanggung jawab, semau-mau kita. Justru sebaliknya, kita harus menjaga, merawat, memelihara, dan melestarikan alam ciptaan Tuhan itu dengan penuh tanggung jawab. Contoh paling sederhananya adalah dengan membuang sampah pada tempatnya.

Tema Natal yang diangkat tahun ini adalah "Marilah sekarang kita pergi ke Betlehem" (Bdk. Lukas 2: 15). Betlehem merujuk pada tempat lahirnya Sang Mesias, Firman Allah yang telah turun dari surga ke dunia, menjelma menjadi manusia dan sungguh-sungguh hadir di tengah-tengah kita. Tema Natal tahun ini mengajak kita untuk pergi, datang pada kehadiran Allah, sekarang. Mengapa sekarang?

Saudara-saudara, kita dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi saksi kasih-Nya untuk mewartakan kehadiran-Nya. Kita tidak perlu menunggu nanti untuk datang kepada Tuhan. Itulah kasih Allah yang amat besar! Ia menghendaki supaya kita memperoleh keselamatan, dan oleh sebab itulah Ia memanggil kita semua untuk menjadi pewarta kabar baik, supaya oleh karena iman kita semua beroleh keselamatan.

Namun iman yang kita miliki itu haruslah diwujud-nyatakan dalam hidup kita supaya tidak menjadi sekedar omong kosong atau ungkapan belaka. Oleh karena itu, marilah sekarang kita mewujud-nyatakan ungkapan iman kita, dengan melakukan aksi dan tindakan yang paling sederhana, yaitu peduli terhadap orang lain dan alam lingkungan sebagai sesama ciptaan Tuhan.      

Sumber:

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun