Mohon tunggu...
Benediktus Catur Sakti
Benediktus Catur Sakti Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seminaris Tingkat I Seminari Mertoyudan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasih Allah yang Amat Besar

28 November 2024   11:58 Diperbarui: 28 November 2024   12:09 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Natal sudah tidak terasa lama lagi. Sesaat lagi kita akan memasuki bulan Desember. Bulan Desember sendiri ialah bulan yang paling dinanti-nantikan bagi umat Kristiani. Gereja secara khusus memperingati Hari Raya Natal, yang jatuh setiap tanggal 25 Desember setiap tahun. Natal adalah hari peringatan kelahiran Sang Juruselamat yang turun dari surga ke bumi, yaitu Yesus Kristus.

            Menurut Kitab Suci dan dari sumber-sumber tradisi Gereja, Yesus Kristus lahir di Betlehem. Betlehem, yang dalam bahasa Yunani disebut "", adalah sebuah kota di Tepi Barat, Palestina. Dalam catatan Kitab Suci, Betlehem juga merupakan kota tempat kelahiran raja Daud, oleh karena itu Betlehem juga sering kali disebut sebagai Kota Daud.

            Dalam perjanjian lama, para nabi sudah lama menubuatkan tentang datangnya seorang penyelamat yang akan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan, kesusahan, dan sengsara. Menurut nubuatan para nabi, Sang "Mesias" akan lahir di dalam kota raja Daud (Bdk. Mikha 5: 1). Karena itulah Betlehem menjadi kota yang istimewa, karena menjadi tempat lahirnya Sang Penyelamat.

            Kata "", dapat diartikan sebagai "rumah roti." Dalam Injil sendiri, dikisahkan secara rinci, bahwa setelah dilahirkan, bayi Yesus dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan di dalam palungan. Palungan adalah tempat makanan bagi hewan ternak seperti keledai, sapi, dan domba. Apa maknanya bagi kita sekalian?

            Yesus Kristus turun dari surga ke dunia untuk menebus dosa-dosa kita. Ia menjadi anak domba paskah yang dikurbankan sebagai kurban silih atas dosa-dosa umat manusia. Ia adalah roti hidup yang sungguh-sungguh turun dari surga. Ia lahir menjadi manusia dan dibaringkan dalam palungan, yang merupakan tempat makan bagi hewan-hewan.

            Ia menyerahkan tubuh-Nya dan menumpahkan darah-Nya bagi kita sekalian, agar kita diselamatkan, supaya jangan kita menjadi binasa; Ia sungguh menyerahkan diri-Nya sepenuhnya untuk menjadi santapan rohani bagi kita semua. Itulah yang kita rayakan dalam ekaristi kudus. Yesus turun dari surga ke dunia, dia dilahirkan di Betlehem, untuk menjadi kurban penebusan bagi umat manusia.

            Lantas, apa yang harus kita lakukan? Apa tindakan yang harus kita perbuat agar kita beroleh keselamatan itu? Salah satu hal yang bisa kita lakukan adalah percaya. Namun jika hanya sekedar percaya saja atau hanya sekedar mengimani, maka semuanya itu hanya sia-sia belaka. St. Yakobus dalam suratnya mengatakan bahwa iman tanpa perbuatan sama dengan mati.

Jika kita hanya sekedar percaya saja tanpa menunjukkan perwujudan ungkapan iman itu dalam hidup sehari-hari, lantas untuk apa kita beriman? Iman itu sama saja tidak ada apa-apanya jika hanya menjadi sekedar ucapan atau ungkapan belaka, dengan kata lain iman tanpa perbuatan sama sama dengan omong kosong dan tidak ada artinya.

Jika kita sungguh-sungguh ingin meyakini iman kita, jika kita sungguh-sungguh ingin menghayati iman kita, maka kita perlu melakukan suatu tindakan nyata atau suatu aksi konkret. Tindakan atau aksi konkret itu tidak selalu dimulai dari suatu hal yang besar ataupun dari suatu hal yang perlu memakan banyak waktu untuk mempersiapkannya.

Tindakan konkret itu selalu dimulai dari hal-hal yang paling kecil dan sederhana dalam hidup keseharian kita, yang mungkin sering kali kita anggap remeh dan sepeleh. Contoh sederhananya, sudahkah kita peduli dengan sesama dan lingkungan yang ada di sekitar kita? Memang nampaknya hal ini sepeleh, namun sering kali kita juga lalai dalam melakukannya.

Saudara-saudara, kita semua diajak untuk menjadi saksi kasih Tuhan. Sebagai umat Kristiani yang telah menerima sakramen baptis, kita semua diajak untuk mengemban "Tri Monera Christi" atau tiga tugas Kristus. Ketiga tugas itu ialah menjadi imam, raja, dan nabi. Lantas bagaimana caranya kita mengemban ketiga tugas itu dalam hidup kita sehari-hari sebagai perwujudan atas ungkapan iman kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun