Sebuah buku yang berjudul Love, karya penulis Kenamaan Antony De Mello, dalam salah satu bagiannya menekankan betapa pentingnya memiliki prinsip hidup. "Anda harus memiliki apa yang anda pegang teguh yaitu prinsip hidup atau Life Principle."
Dalam buku itu, Antony lebih lanjut mengatakan memiliki prinsip hidup membuat kita teguh menghadapi ketidakpastian, tetap setia dalam penderitaan dan kesulitan dan tidak mudah terbawa arus.Â
Dengan lain perkataan, prinsip hidup menjadikan seseorang berkepribadian utuh karena memiliki pegangan hidup.
Apa Prinsip Hidupku?
Setiap orang pasti memiliki prinsip hidupnya sendiri. Misalnya, semangat pantang menyerah, setia dan bertanggungjawab pada tugas yang dikerjakan, dan yang lainnya. Pada dasarnya, memiliki prinsip hidup membuat orang berjuang melakukan atau mempertahankannya apa yang baginya penting dan bernilai.
Tujuan utama memiliki prinsip hidup ialah agar kita tidak hidup menurut apa kata orang, tidak tergantung pada penilain dan cara pandang orang terhadap kita, tetapi hidup menurut kebenaran yang kita yakini dan pegang teguh.
Obrolan Meja Makan
Dalam obrolan di meja makan siang tadi, saya mendengar sebuah pernyataan yang membuatku kaget. Demikian pernyataannya, "lebih baik tidur saat badan capek,jenuh dan bosan dari pada melakukan rutinitas harian dengan terpaksa.Â
Sebab hasilnya pasti kurang maksimal, misalnya kurangnya konsentrasi, ngantuk dan pikiran melayang."
Kalau mencermati prinsip di atas, tampaknya tidak ada yang salah. Rasa capek, jenuh, bosan bisa menjadi alasan kita tidak melakukan rutinitas harian. Misalnya, kerja, doa, dan rutinitas lain yang penting.
 Namun benarkan demikian? Haruskah kita mengorbankan hal esensial, hanya karena mood yang tidak baik?
Prinsip hidup yang saya terima dan jalani ialah sebagai berikut, "setia dengan rutinitas harian." Walau bosan, jenuh dan tidak sungguh-sungguh karena capek, lakukan terus misalnya kerja, doa, makan, dan lainnya.
 Justeru pengalaman manusiawi ini mengujiku untuk tidak menjalankan sesuatu sesuai mood. Tetapi, tetap melakukan rutinitas harian tanpa tergantung mood.
Memang semua tergantung kita. Tetapi pernyataan di atas sedikit menggangguku. Yang bisa kusimpulkan ialah kita harus mempertimbangkan mood dalam melakukan segala sesuatu. Bosan, jenuh, malas bisa dijadikan alasan untuk tidak setia pada rutinitas harian, pada kebersamaan dalam keluarga saat doa bersama, makan bersama, dan lainnya.
Mengatur Pola Hidup
Sejauh berkaca pada pengalaman, mood sangat tergantung pada pola hidup. Jika hidup teratur seperti makan, tidur, olahraga, kerja, doa, dan belajar secara teratur, hidup tidak tergantung pada moody. Sebaliknya pola hidup tidak teratur bisa menjadi penyebab segalanya tergantung mood.
Masa pandemi ini menuntut banyak kreatifitas. Kreatifitas memungkinkan kita tetap produktif. Kreatifitas pulalah yang memungkinkan kita mampu melampaui mood. Mari terus produktif sambil tetap memprioritaskan prokes demi kesehatan kita dan orang di sekitar. Salam Sehat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H