Bertanya mengandaikan ada objeknya. Lalu bagaimana orang bisa menciptakan sebuah buku? Buku itu lahir dari sebuah pertanyaan. Buku itu kadang berisi pertanyaan, kadang pula jawaban atas pertanyaan yang masih diragukan. Atau meragukan sebuah kenyataan yang sudah diterima oleh banyak orang.
Orang bisa pula meragukan pengetahuan yang diakui oleh publik dengan mengajukan pertanyaan, benarkah? Atau bisa juga orang bisa mencari cela di balik sebuah kenyataan riil.
Pertanyaan sesungguhnya tidak perlu pertanyaan berat, tetapi pertanyaan yang berangkat dari kehidupan. Pertanyaan itu adalah sebuah fondasi untuk mengawali sebuah ziarah pengetahuan.
Ziarah pengetahuan tidak terlepas dari bertanya. Kalau Jokowi mengatakan kerja, kerja dan kerja. Maka saatnya kita berteriak untuk "bertanya, bertanya dan bertanya".
Pertanyaan itu sejak kapan? Pertanyaan itu sesungguhnya mulai dari kecil. Ketika kita berumur empat atau lima tahun, kita memiliki segudang pertanyaan. Pertanyaan itu membantu kita mengenal dunia. Pertanyaan adalah pintu masuk membuka rahasia pengetahuan. Kalau kita tidak memakai kunci bagaimana kita masuk.
Orang bertanya untuk apa? Tentu ingin mengetahui kebenaran. Karena setiap orang berusaha memegang kebenaran. Kebenaran itu adalah objek dari pertanyaan.Â
Sesungguhnya pengetahuan menjadikan sebuah pertanyaan adalah kunci itu sendiri. Bertanya tidak pernah merupakan sebuah kekosongan. Pertanyaan kadang tak bisa dijawab, tetapi keberanian untuk bertanya sesungguhnya sebuah pengetahuan dasar.
Ada begitu banyak pertanyaan yang tak bisa dijawab. Tetapi jawaban bukan berarti mengurangi nilai dari bertanya. Sesungguh kesadaran itu berawal dari bertanya. Orang yang bertanya menganggap apa yang dikatakan orang sebagai sebuah 'keraguan dan kesalahan'.
Keraguan itu memunculkan berbagai pertanyaan. Orang yang suka bertanya pasti melihat segala sesuatu dari sebuah kekaguman ingin mengetahui.
Arstoteles dalam buku Metafisika pernah berujar, by nature, all peopel want to know (secara kodrat setiap orang ingin mengetahui). Keinginan itu terus bertumbuh dalam dirinya. Orang merasa tidak puas kalau pengetahuannya sempit dan terbatas. Keinginan itu bertumbuh kuat dalam diri.
Maka keinginan itu harus diperjuangkan dengan mengajukan pertanyaan. Pertanyaan tidak selalu harus bertanya sesuatu yang sulit. Bertanyalah dari apa yang ada setiap hari. Kadang, orang melihat bahwa sesuatu itu hebat kalau bertanya sesuatu yang sulit. Pertanyaan sederhana tidak berarti tidak berbobot. Dan pertanyaan sulit tidak selamanya berbobot.