Mohon tunggu...
Benedikta Anin
Benedikta Anin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Universitas Airlangga

Mahasiswa Semester 4 di Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kultur Jaringan tapi Bukan Milik Sendiri?

28 Agustus 2018   23:06 Diperbarui: 28 Agustus 2018   23:47 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(berbagireviews.com)

Tumbuhan merupakan salah satu unsur utama pendukung kehidupan. Sebagai makhluk hidup autotrof atau dapat membuat makanannya sendiri, tumbuhan menjadi penyedia makanan bagi makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tentu saja manusia. Tanaman purba diperkirakan telah ada sejak 230 juta tahun yang lalu, jauh sebelum dinosaurus hidup, dan telah berevolusi sampai sekarang.

Bumi terbentuk akibat akresi dari nebula matahari sekitar 4,9 miliar tahun yang lalu. Seiring dengan berjalannya waktu, suhu bumi mulai menurun dan menyebabkan munculnya kerak yang mengakibatkan cairan tercipta di permukaanya. Bentuk kehidupan pertama mucul sekitar 2.8-2.5 miliar tahun yang lalu. Kehidupan fotosintesis muncul sekitar 2 miliar tahun yang lalu dan memperkaya oksigen di atmosfer.

Jenis - jenis tumbuhan maupun hewan yang ada di dunia ini sangatlah banyak. Ada sekitar 391.000 jenis tanaman vascular yang telah diketahui sains, dengan 2000 jenis tanaman baru yang ditemukan sepanjang tahun.  Indonesia termasuk salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbanyak di dunia. Diperkirakan lebih dari 50% tumbuhan di dunia ada di Indonesia, meski begitu hanya ada 20% yang telah teridentikasi.

Dari fakta- fakta di atas dapat dipastikan bahwa Indonesia memiliki jenis flora yang sangat banyak. Dan dengan jumlah yang banyak maka masyarakat Indonesia memiliki kewajiban untuk memelihara dan melestarikan tumbuhan yang ada di Indonesia. Cara perbanyakan tumbuhan dapat dibagi 2, yaitu secara generatif dan vegetatif.  Secara generatif ada konjugasi, isogami, anisogami, dan penyerbukan. Sementara secara vegetatif ada stek, cangkok, okulasi, tunas, dan kultur jaringan.

Kultur jaringan adalah salah satu cara yang telah banyak digunakan dalam perbanyakan tumbuhan. Kultur jaringan ini memliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif lainnya, antara lain tidak tergantung pada musim, dapat memproduksi bibit dalam jumlah banyak dan seragam, serta prosesnya terhindar dari hama dan penyakit.

Kultur jaringan atau Tissue Culture atau Kultur in Vitro adalah salah satu cara untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif. Dilihat dari katanya, kultur berarti budidaya dan jaringan merupakan sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.

Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti mata tunas, daun, maupun organ-organ tumbuhan dan menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan serta tempat steril yang kaya nutrisi tumbuh dalam wadah tertutup (in vitro) yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman tadi dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap.

Kultur jaringan memilki beberapa jenis antara lain, Meristem culture yakni kultur jaringan yang menggunakan jaringan atau bagian tumbuhan yang masih muda atau meristem. Jenis yang kedua adalah Anther Culture atau Pollen yakni teknik kultur jaringan yang menggunakan bagian tanaman berupa benang sari atau serbuk sari.

Yang ketiga ada Clorophlast Culture yakni teknik kultur jaringan yang menggunakan kloroplas untuk keperluan memperbaiki sifat tanaman melalui pembuatan varietas baru. Dan jenis yang terakhir ada Somatic Cross atau persilangan protoplasma yakni persilangan dua macam protoplasma menjadi satu, kemudian dibudidayakan sehingga dihasilkan tanaman yang memilki sifat baru.

Penggunaan kultur jaringan sebagai salah satu cara perbanyakan tumbuhan didasari dari satu sifat yang dimiliki oleh tumbuhan itu sendiri yaitu totipotensi. Teori totipotensi mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak  karena setiap bagian tanaman terdiri atas jaringan - jaringan yang hidup. Totipotensi adalah kemampuan setiap sel, darimana saja sel tersebut diambil, apabila diletakkan dilingkungan yang sesuai akan tumbuh menjadi tanaman yang sempurna. Totipotensi dalam biologi sel menunjukan suatu kemampuan sel  untuk dapat memperbanyak diri dalam kesuluruhan kemungkin perkembangan yang dimungkinkan.

Dengan menggunakan teknik kultur jaringan ini hanya sebuat sayatan kecil dari suatu bagian tumbuhan dapat dihasilkan kalus yang dapat menjadi planlet dalam jumlah yang besar. Kalus adalah sekelompok sel yang belum terdeferensiasi / terorganisi, sementara planlet adalah tanaman mini lengkap hasil regenerasi dari teknik kultur jaringan. Teknik kultur jaringan akan berhasil apabila memenuhi syarat - syarat dalam kultur jaringan.

Syarat - syarat tersebut antara lain :

- Pemilihan eksplan sebagai bahan dasar untuk pembentukan kalus, syarat -syarat tumbuhan eksplan:

1) Jaringan tersebut sedang aktif pertumbuhanya,diharapkan masih terdapat zat tumbuh yang masih aktif sehingga membantu perkembangan jaringan selanjutnya

2) Eksplan yang diambil berasal dari bagian daun, akar, mata tunas, kuncup, ujung batang, dan umbi yang dijaga kelestatranya.

3)Eksplan yang diambil dari bagian yang masih muda (bila ditusuk pisau akan terasa lunak sekali.

- Penggunaan medium yang cocok, keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik terutama untuk kultur cair.

- Pilih bagian tanaman yang masih muda dan mudah tumbuh yaitu bagian meristem, seperti: daun muda, ujung akar, ujung batang, keping biji dan sebagainya. Bila menggunakan embrio bagian bji-biji yang lain sebagai eksplan, yang perlu diperhatikan adalah kemasakan embrio, waktu imbibisi, temperatur dan dormansi.

Media yang digunakan dalam kultur jaringan pun perlu diperhatikan. Media tumbuh ini digolongkan menjadi 2, yaitu media cair dan media padat. Media cair yaitu nutrisi yang dilarutkan pada air media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung pada kebutuhan. Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi nantinya akan dicampurkan pada agar tersebut.

Ada beberapa macam jenis jaringan yang bisa digunakan sebagai eksplan dalam pengerjaan kultur jaringan, (1) Jaringan muda yang belum mengalami diferensiasi dan masih aktif membelah (meristematik) sehingga memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi. Jaringan tipe pertama ini biasa ditemukan  pada tunas apikal, tunas aksiler, bagian tepi daun, ujung akar, maupun kambium batang. (2) Jaringan parenkima, yaitu jaringan penyusun tanaman muda yang sudah mengalami diferensiasi dan menjalankan fungsinya. Contoh dari jaringan ang bisa digunakan tersebut adalah jaringan batang atau akar yang berfungsi sebagai tempat cadangan makan dan jaringan daun yang sudah berfotosintesis.

Keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia dapat dipastikan bahwa tanaman di Indonesia memiliki plasma nutfah dalam jumlah yang besar. Plasma nutfah adalah bagian dari tubuh makhluk hidup, baik hewan dan tumbuhan ataupun mikroorganisme, yang mempunyai fungsi dan kemampuan untuk menurunkan sifat sehingga tiap - tiap individu memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya. Plasma nutfah berguna untuk merakit varietas unggul pada suatu spesies. Plasma nutfah juga akan mempertahankan mutu dan sifat dari suatu organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Fakta bahwa Indonesia yang merupakan salah satu negara megadiversitas dan tak dapat dipungkiri lagi. Terdapat banyak sekali flora fauna yang endemik maupun non endemik. Keberadaan flora- flora endemik ini hanya tumbuh sekitar 5% di daerah - daerah tertentu, meskipun tempat penyebarannya yang luas. Spesies - spesies endemiklah yang harus lebih kita utamakan populasinya karena jumlahnya yang terancam punah.

Apa yang terjadi jika suatu negara mengambil keuntungan dari teknik kultur jaringan yang memanfaatkan sifat totipotensi yang dimiliki tumbuhan dengan mengambil gennya dari tumbuhan yang berada di negara lain?

Pada awalnya saya setuju - setuju saja pada teknik kultur jaringan yang menggunakan sifat totipotensi. Karena secara biologi hal tersebut baik karena dapat mengembangkan sebuat tumbuhan menjadi lebih baik dari bagian gen langsung, seperti mempertahankan dari serangga, hama, dan gulma serta dari lingkungan yang ekstrem. Juga karena itu berarti melestarikan tumbuhan dengan cara yang relatif memerlukan waktu yang cepat dan terjamin kualitasnya apabila dilakukan dengan cara yang tepat.

Lalu saya mulai tidak setuju apabila mengambil gen dari negara lain. Terutama apabila berasal dari negara - negara berkembang yang belum memiliki teknologi yang cukup canggih untuk bisa mengelola dan melestarikannya secara maksimal. Karena pada negara seperti Indonesia yang memiliki plasma nutfah yang sangat besar, plasma nutfah merupakan kekayaan alam yang sangat berharga bagi kemajuan ilmu teknologi untuk membantu pembangunan nasional.

Jika negara maju itu hanya mengambil suatu bagian dari sebuah tanaman di Indonesia lalu dibawa dan dikembangkan di negara asalnya bukankah itu disebut sebgai pencurian? Pencurian yang secara tidak langsung akan merugikan negara yang diambil dari keberadaan flora endemik tadi maupun secara ekonomi. Karena secara ekonomi berarti pendapatan negara itu dari hasil impor flora tadi akan berkurang karena sudah dikembangkan di negara - negara lainnya.

Namun lain ceritanya apabila negara - negara maju tadi membantu negara - negara berkembang untuk mengembangkan flora - flora endemik untuk dapat diperbanyak lagi jumlahnya melalui teknik kultur jaringan. Negara dapat mencegah kepunahan dengan menggunakan teknik kultur jaringan dengan mengggunakan metode dan prosedur yang mendapat pengawasan secara ketat. Karena dengan begitu kita dapat pula melaksanakan kewajiban kita sebagai manusia untuk menjaga dan melestarikan alam semesta.

Namun apabila hanya ada tanaman hasil rekayasa genetik juga tidak akan berdampak baik bagi ekosistem. Sebuah ekosistem dimana seharusnya ada hewan - hewan yang menjadi hama sedang mencari makanan dari tumbuhan yang belum direkayasa, setelah direkayasa tumbuhan itu jadi anti hama maka hama tidak bisa memakannya, lalu dapat dipastikan populasi hama itu akan turun dan mempengaruhi populasi - populasi lainnya.

Karena organisme hasil rekayasa genetik sebenarnya juga memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan kita. Antara lain dapat meningkatkan kualitas bahan pangan,mengurangi penggunaan pestisida yang beracun, serta membantu ketersediaan bahan pangan bagi dunia.

Tapi tidak melulu menggunakan teknik rekayasa genetik, kita dapat mendapatkan hasil pangan yang lebih baik dengan cara mengawinkan dua jenis tanaman yang masing - masing memiliki kelebihan, lalu menyatukannya sehingga diperoleh hasil panen yang tinggi dengan kualitas yang baik. Pendekatan hibrida semacam ini mendukung alam karena tidak mengubah susunan genetik tanaman sehingga aman dikonsumsi.

Karena itulah saya kurang setuju apabila ada negara lain yang mengambil bagian dari tumbuhan di Indonesia untuk dikembangkan di negaranya sendiri melalui teknik kultur jaringan. Seperti yang kita ketahui bahwa dengan sifat totipotensi yang dimiliki oleh tumbuhan kita dapat membuat sebuah tanaman baru yang mirip dengan tumbuhan asalnya. Bagi negara - negara maju yang telah memiliki teknologi yang lebih canggih daripada di Indonesia dapat dengan mudah mengambil keuntungan.

Jadi hal ini dapat teratasi apabila Indonesia dan negara - negara lainnya memiliki sebuah regulasi yang jelas untuk pengambilan gen plasma nutfah dan pengaplikasian bioteknologi salah satunya adalah kultur jaringan.

Semoga artikel ini bermanfaat. AMDG

Daftar Pustaka

id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Bumi

alamendah.org/2011/12/01/jumlah-spesies-tumbuhan-flora-di-indonesia/

www.ilmudasar.com/2016/12/Pengertian-Fungsi-Prinsip-dan-Jenis-Kultur-Jaringan-adalah.html

id.wikipedia.org/wiki/Totipotensi

www.pintarbiologi.com/2015/01/pengertian-teknik-dan-manfaat-kultur-jaringan.html

www.sridianti.com/pengertian-plasma-nutfah.html

www.idntimes.com/science/discovery/nisrina-6/6-fakta-tentang-tanaman-hasil-rekayasa-genetik-yang-perlu-kamu-tahu-c1c2/full

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun