Mohon tunggu...
Cerpen

Cia untuk Ayah

18 Maret 2017   16:37 Diperbarui: 21 Maret 2017   04:02 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            Cia begitu senang mendengar hal itu, cia selalu menyempatkan waktunya untuk berdoa apalagi jika itu menyangkut tentang orang tuanya teristimewa ayahnya sekarang, berdoa untuk ayah dan juga cia percaya Tuhan tidak akan membiarkannya bersedih terus- menerus. “Tuhan.. cia tahu kalau Engkau sekarang ada untuk mendengarkan cia, mendampingi cia dan ayah, menghibur cia disetiap sedih cia. Cia rindu ayah, cia mau ayah cepat pulang dan kembali sehat lagi seperti dulu.”

            Begitu tidak sabarnya cia menunggu kabar baik tentang ayahnya lagi. kring..kring..suara telepon kakak cia, ibunya menelepon dan segera diangkat cia dan kakaknya “ibu,,kapan ibu dan ayah pulang cia rindu kalian ada di rumah bu” tanya cia pada ibunya. “ibu dan ayah tidak lama lagi akan pulang nak, sekarang ayah sudah semakin membaik, ini ayah ada di samping ibu dan ayah sekarang mendengar suara cia juga. Ayah dan ibu rindu kalian di rumah juga nak. Cia, kakak dan adik jangan lupa doa di rumah ya, biar ayah cepat sembuh” iya bu cia dan kakaknya menyahut bersamaan.

***

            Sudah menginjak tiga bulan lamanya ayah cia di rawat di rumah sakit,  ayah cia pun dikabarkan sudah bisa menggerakan badan bagian kirinya. Semakin lama kesehatan ayah cia pun memulih. Ayahnya pun dikabarkan akan pulang dalam waktu dekat ini, dan keluarga berencana akan merawat ayah cia di rumah saja.

            Hingga tiba saatnya yang cia nantikan pun datang. Sang ayah akan dibawa pulang, dengan perizinan dari pihak rumah sakit. Sang ayah pun pulang walaupun belum sembuh total, kedatangan ayah cia pun disambut keluarga dengan hangatnya.

MUJIZAT DAN BERKAT TUHAN AKAN DINYATAKAN SEIRING DENGAN KETAATAN KITA MELAKUKAN FIRMAN-NYA.  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun