Perawatan yang kami lakukan secara rutin adalah penyiraman dan melakukan penggemburan tanah atau disebut dengan pendangiran. Tujuan pendangiran adalah untuk memperluas daerah perakaran tanaman agar dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik.
 Bibit yang tumbuh liar di kebun kami, kami tanam di bedengan yang tanahnya sudah digemburkan. Ketika tinggi tanaman sudah mencapai 30 cm, lebar daun sekitar 1,5- 2 cm, daun sudah berwarna hijau tua, maka sambiloto siap dipanen.
Pemanenan Daun Sambiloto
Cara melakukan pemanenan sambiloto:
- Pilih daun yang jaraknya maksimal 5 cm dari ujung tanaman.
- Daun dicuci dengan air bersih
- Daun ditiriskan dalam besek, bukan dijemur di matahari terik.
- Daun kering dapat direbus atau dijadikan kapsul.
- Perbandingan saat merebus sambiloto adalah 2 sendok makan daun kering dengan 1 liter air. Â Saat merebus daun sambiloto, ketika air sudah mendidih, diamkan selama 5 menit dalam keadaan api kompor masih menyala. Ramuan sambiloto dikonsumsi dengan perbandingan air dan rebusan sambiloto 1:5.
Pembuatan Pestisida Nabati Daun Sambiloto
Ampas rebusan/ endapan daun sambiloto dapat dijadikan pestisida nabati untuk tanaman sayuran daun, seperti bayam, selada, sawi, kangkung, dll.
Pembuatan pestisida nabati dengan bahan daun sambiloto:
 Alat:
- Ember
- Pengaduk
Bahan :
- Air 1 liter
- Ampas daun sambiloto 50 gram
- Urin sapi liter
- Dekomposer cair liter
- Cara pembuatan :
- 1. Masukkan ampas daun sambiloto ke dalam 1 liter air.
- 2. Campurkan urin sapi ke dalam campuran air dan ampas sambiloto.
- 3. Campurkan dengan dekomposer cair / EM 4.
- 4. Tutup ember selama 1 minggu, dan pestisida nabati siap digunakan. Â Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H