Mohon tunggu...
Healthy

Hemophilia, "The Royal Disease"

24 November 2017   16:35 Diperbarui: 24 November 2017   17:06 1734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Faktor pembekuan darah ditemukan pada gen tertentu di setiap sel tubuh. Pada penderita hemofilia, gen pembentuk faktor pembekuan darah tersusun secara acak, sehingga tubuh tidak dapat menerjemahkannya dengan benar. Sehingga tubuh tidak bisa menghasilkan faktor pembekuan darah yang cukup.

Untuk menyembuhkan hemofilia, ilmuwan berharap bisa memperbaiki atau mengganti gen yang salah. Ini bisa berarti mengambil gen dengan arah yang benar untuk membuat faktor pembekuan dan memasukkannya ke dalam sel seorang penderita hemofilia, sehingga dapat memproduksi faktor pembekuan secara normal.

 (Clara Rodriguez Fernandez;2017) Unfortunately, a cure for hemophilia doesn't still seem feasible yet. "Gene therapy was never intended to be a cure, which would entail restoring close to 100% of Factor IX activity, and it's highly unlikely that we or others would get to that level. So we're trying to transition patients with severe hemophilia to a mild disease. For patients, this will mean getting rid of frequent infusions and significantly improving their quality of life.

Dari sini kita tahu bahwa ternyata hemofilia memang tidak dapat disembuhkan secara genetik. Hal ini disebabkan karena hemofilia merupakan penyakit yang bersifat herediter, dimana penyakit tersebut diwariskan secara turun-temurun dari satu individu ke individu lainnya. Oleh  karena itu maka berbagai macam terapi serta pengobatan yang ada belum dapat menjamin 100 %, bahwa penderita hemofilia dapat disembuhkan secara total. Namun beda halnya jika penyakit ini ditemukan pada binatang. 

Sebagai contoh seekor anjing terkenan penyakit hemofilia, berdasarkan beberapa percobaan ternyata anjing tersebut dapat disembuhkan dengan angka presentase keberhasilan 80 %. Namun lain halnya bila diterapkan pada manusia. Mengapa berbeda? Hal ini disebabkan karena manusia memiliki struktur yang lebih kompleks. Sehingga tentu saja penanganannyapun juga berbeda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ternyata berbagai macam bentuk terapi tersebut hanya dapat meningkatkan kualitas hidup penderita, belum pada tingkat menyembuhkan secara total.

Meskipun begitu penderita hemofilia masih dapat menjalani kehidupannya layaknya orang normal pada umumnya. Mereka hanya harus lebih memperhatikan pola hidup mereka mulai dari sekarang, serta mewaspadai berbagai kemungkinan terjadinya pendarahan. Semoga melalui artikel penulis kali ini, dapat lebih mengedukasi para pembaca serta dapat dijadikan wawasan baru mengenai penyakit kelainan pada darah. Penulis meminta maaf apabila dalam penulisan artikel ini, masih ditemukan banyak kekuarangan serta kesalahan dalam menyajikan informasi-informasi yang ada. 

Referensi: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 

Irnaningtyas.2017.BIOLOGI UNTUK SMA/MA KELAS XI.Erlangga,Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun