Meskipun Kompasiana premium memiliki banyak kelebihan, tidak ada layanan yang sempurna.Â
Ada beberapa tantangan yang saya alami selama menggunakan layanan ini. Salah satunya adalah masalah eror dan gangguan server.
Beberapa kali, saat saya mencoba membuka artikel di beberapa tab sekaligus, server Kompasiana tampaknya mengalami masalah, dan saya harus menunggu beberapa menit hingga semuanya kembali normal.Â
Selain itu, ada beberapa aspek yang mungkin perlu ditingkatkan. Misalnya, pengalaman pengguna ketika mengelola artikel bisa lebih dioptimalkan.Â
Masih ada ruang untuk perbaikan dalam hal antarmuka pengguna dan pengaturan yang lebih baik. Kemarin saya juga mencoba meng-embed konten TikTok.
Namun setiap kali saya embed, konten tersebut selalu muncul di paling bawah, nampaknya ada kesalahan CMS.
Pengelolaan bulleting atau penomoran juga bisa lebih dipermudah ke depannya. Namun, overall fitur-fitur lainnya sudah baik, mungkin tinggal ditambahkan fitur menarik lainnya atau interface yang lebih baik.
Atau, bisa juga menggunakan CMS yang SEO friendly. Setau saya ketika teman saya magang di Kompas.com, CMS yang digunakan sudah berbasis SEO, memudahkan penulis SEO di Kompasiana juga.
Walaupun banyak kontroversi soal tulisan SEO di Kompasiana, tapi kompasianer SEO juga ikut menyumbangkan kontribusinya bagi visibilitas Kompasiana. Gak ada salahnya bukan?
Jadi, Apakah Kompasiana Premium Worth It?
Setelah mencoba Kompasiana premium selama tiga bulan, apakah saya merasa bahwa layanan ini benar-benar worth it?Â
Jawabannya tergantung pada kebutuhan masing-masing.Â