Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Gibran Vs Everybody

23 Oktober 2023   09:36 Diperbarui: 23 Oktober 2023   15:10 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia menggambarkan langkah tersebut sebagai "bencana moral" dan menekankan dampaknya pada legacy atau warisan yang akan ditinggalkan oleh Jokowi. 

Baginya, pencalonan Gibran akan berpotensi merusak citra dan integritas pemimpin yang sudah dihasilkan selama ini.

***

Sejujurnya, keresahan yang dirasakan oleh para tokoh ini adalah refleksi dari situasi politik yang semakin kompleks di Indonesia. 

Meskipun dukungan atau kritik ini merupakan pandangan pribadi dari masing-masing tokoh, tapi perasaan ini juga mewakili beragam sudut pandang dalam masyarakat.

Sebagai rakyat biasa, jujur saya bingung juga sih nder menghadapi drama politik ini. 

Di satu sisi, duet Ganjar-Mahfud menawarkan kualitas dan rekam jejak yang solid dalam pemerintahan, yang gak bisa diabaikan.

Namun, di sisi lain, Prabowo-Gibran mengusung semacam kebaruan dalam dunia politik Indonesia. Gibran itu sosok muda, dan ide-ide segarnya mungkin bisa membawa perubahan yang dibutuhkan.

Ketidakpastian ini semakin diperparah oleh dominasi kekuasaan "si banteng merah." 

Entah mengapa, walaupun duet Ganjar-Mahfud menawarkan kualitas terbaik, tapi rasanya bosen aja sih dengan dominasi dan arah kepemimpinan dari partai penguasa. 

Jujur, saya belum menentukan pilihan, karena drama politik ini masih berkembang. Satu hal yang saya tau bahwa drama-drama ini mungkin sengaja diciptakan dan dibiarkan oleh para petingggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun