Selain itu, media sosial dan platform berbagi video juga memberikan dosen kesempatan untuk berbagi konten pendidikan dengan audiens yang lebih luas, tidak hanya dengan mahasiswa mereka.Â
Kontra: Tapi kok Ada Potensi Konflik Kepentingan
Namun, ada juga potensi konflik kepentingan yang muncul ketika dosen meminta like dan subscribe pada konten mereka.Â
Hal ini terutama berlaku jika dosen memiliki kepentingan finansial untuk kanal YouTube atau platform berbagi video mereka.Â
Misalnya, jika mereka mendapatkan penghasilan dari iklan yang muncul di video mereka, maka tuntutan untuk mendapatkan like dan subscribe bisa menjadi hal yang kontroversial.Â
Mahasiswa mungkin merasa bahwa tuntutan ini lebih tentang keuntungan pribadi daripada meningkatkan pengalaman belajar mereka.
Kesimpulan
Mensyaratkan like dan subscribe dalam menilai tugas adalah praktik yang kontroversial di dunia pendidikan.Â
Terdapat beberapa argumen yang mendukungnya, seperti peningkatan keterlibatan, aksesibilitas, dan visibilitas dosen.Â
Namun juga ada argumen yang menentangnya, seperti tekanan tidak wajar, konflik kepentingan, dan penghambatan pemikiran kritis mahasiswa.
Sebagai seorang mahasiswa, saya percaya bahwa pendekatan yang seimbang dan adil harus diambil. Dosen harus dapat menggunakan media sosial dan platform berbagi video untuk meningkatkan pengalaman belajar.
Namun tuntutan untuk like dan subscribe tidak boleh menjadi faktor penentu dalam penilaian tugas. Sebaliknya, penilaian harus didasarkan pada pemahaman dan pencapaian akademis mahasiswa.
Penting bagi kita untuk terus mendiskusikan dan mengevaluasi praktik ini agar kita dapat mencapai keseimbangan yang tepat antara pemanfaatan teknologi dan prinsip-prinsip etika dalam pendidikan.Â
Di dunia yang semakin terhubung secara digital, penting untuk memastikan bahwa nilai-nilai pendidikan yang mendasar tetap dijaga.