Pertanyaan terbuka ini sering kali menghasilkan jawaban yang lebih kaya daripada pertanyaan tertutup yang hanya meminta jawaban ya atau tidak.Â
Contoh pertanyaan terbuka meliputi:
- "Dapatkah Anda menjelaskan pengalaman Anda dalam menghadapi situasi di lapangan?"
- "Bagaimana Anda melihat perekembangan OSINT dalam dunia jurnalisme di Indonesia?"
Saya juga memasukkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat lebih teknis jika relevan dengan topik penelitian, seperti pertanyaan terkait data atau metodologi verifikasi investigasi yang mereka gunakan.
Langkah Keempat: Jadwalkan Wawancara dengan Bijak
Setelah semua persiapan dasar selesai, saatnya untuk menjadwalkan wawancara dengan narasumber. Saya selalu mencoba untuk memberikan beberapa opsi waktu yang dapat disesuaikan dengan jadwal narasumber.Â
Hal ini memungkinkan narasumber untuk memilih waktu yang paling nyaman bagi mereka, sehingga wawancara dapat berjalan dengan baik tanpa hambatan.
Langkah Kelima: Persiapkan Perangkat dan Koneksi
Kebetulan saya wawancara secara daring, sebelum wawancara dimulai, selalu pastikan kesiapan perangkat dan koneksi.Â
Termasuk memeriksa perangkat yang akan saya gunakan untuk wawancara, seperti mikrofon, kamera, dan perangkat lunak yang diperlukan.Â
Saya juga memastikan bahwa koneksi internet saya stabil dan tidak bermasalah. Hal ini penting untuk memastikan bahwa wawancara berjalan lancar tanpa gangguan teknis yang mengganggu.
Langkah Keenam: Selama Wawancara
Saat wawancara berlangsung, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, saya selalu berusaha untuk menjalin hubungan yang baik dengan narasumber dan meminta izin untuk merekam wawancara.
Saya memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan wawancara, dan berbicara dengan sopan. Hal ini membantu saya dalam menciptakan wawancara yang nyaman dan terbuka.
Saya juga mendengarkan dengan cermat apa yang diucapkan narasumber dan mencatat catatan penting selama wawancara.Â