Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengenal Computer Vision Syndrome dan Tips untuk para Computer Addict

14 Oktober 2023   17:48 Diperbarui: 14 Oktober 2023   17:55 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Data di Amerika Serikat mencatat bahwa lebih dari 143 juta orang menggunakan komputer sebagai bagian rutin pekerjaan sehari-hari, dan 90% dari mereka mengeluhkan kelelahan mata. 

Lebih dari 60 juta orang melaporkan mengalami masalah mata atau gangguan penglihatan yang disebabkan oleh penggunaan komputer, dan satu juta kasus baru dilaporkan setiap tahun (Rosenfield, 2011). 

Bahkan, 75% dari mereka yang bekerja berjam-jam di depan komputer melaporkan mengalami gejala visual yang mengganggu (Cabrera & Lim-Bon-Siong, 2010).

Gejala CVS yang sering kali muncul meliputi mata tegang, mata lelah, kesulitan dalam memfokuskan mata, mata kering dan teriritasi, serta sakit kepala. 

Gejala-gejala ini terjadi karena mata harus terlalu banyak berakomodasi dalam jarak dekat, yang membuat otot-otot siliaris bekerja lebih keras dan akhirnya menyebabkan rasa lelah dan sakit kepala. 

Di Sri Lanka, keluhan CVS yang paling umum dilaporkan adalah sakit kepala (sekitar 45,7%), diikuti oleh mata kering (sekitar 31,1%) (Ranasinghe et al., 2016). 

Mata kering tampaknya menjadi penyumbang utama keluhan CVS. Pengguna komputer sering mengeluhkan mata terasa terbakar, berat, atau bahkan berair saat penggunaan komputer yang berkepanjangan.

Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi timbulnya CVS, termasuk durasi penggunaan komputer, jarak mata terhadap layar komputer, tinggi dan sudut kemiringan layar, pengaturan intensitas cahaya layar komputer, serta kondisi lingkungan sekitarnya.

Selain itu, jenis komputer yang digunakan dan apakah seseorang menggunakan kacamata, lensa kontak, atau pelindung pantulan cahaya (glare cover) juga berperan penting dalam risiko CVS.

Studi oleh Azkadina di Semarang menunjukkan bahwa faktor risiko terbesar yang berpengaruh terhadap timbulnya CVS adalah jenis kelamin, durasi bekerja di depan komputer, dan lama istirahat setelah penggunaan komputer (Azkadina et al., 2012) . 

Begitu pula, penelitian oleh Ranasinghe mengidentifikasi pekerja wanita, durasi penggunaan komputer yang lebih lama, riwayat penyakit mata, dan penggunaan VDT filter pada layar komputer sebagai faktor risiko tertinggi dalam CVS.

Tips Menjaga Kesehatan Mata di Era Digital

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun