Sebagai seorang mahasiswa, saya tidak bisa menghitung berapa kali saya telah mampir ke salah satu Warmindo yang dikenal dengan sebutan "Warung Burjo Aa."Â
Di warung ini, kita bisa menemukan berbagai hidangan khas, termasuk bubur kacang ijo yang menjadi salah satu favorit saya.Â
Namun, ada satu hal yang menarik perhatian saya ketika berkunjung ke warung ini, sebagian besar penjualnya adalah orang Sunda, khususnya orang Kuningan.
Fenomena ini tentu tidak terjadi tanpa alasan yang jelas. Saya ingin berbicara tentang kontribusi yang luar biasa dari para penjual "Warung Burjo Aa" asal Kuningan dalam dunia pendidikan.Â
Meskipun terlihat sederhana, warung-warung ini memiliki peran yang penting dalam membantu para generasi muda untuk mencapai cita-cita mereka dalam dunia pendidikan.
Pertama-tama, mari kita pahami mengapa sebagian besar penjual "Warung Burjo Aa" berasal dari Kuningan. Sunda, salah satu etnis yang mendominasi provinsi Jawa Barat, memiliki budaya yang kuat dalam hal kerja keras dan semangat berwirausaha.Â
Warisan ini telah diwariskan dari generasi ke generasi, dan ini tercermin dalam banyak aspek kehidupan mereka, termasuk dalam berdagang dan berwirausaha.Â
Kuningan, sebagai salah satu kabupaten di Jawa Barat, memiliki tradisi yang kuat dalam makanan tradisional , termasuk bubur kacang ijo yang terkenal di "Warung Burjo Aa."
Namun, kontribusi Kuningan dalam dunia pendidikan melalui warung-warung ini tidak hanya terbatas pada aspek budaya. Di balik meja penjualan yang sederhana, terdapat kisah banyak penjual "Warung Burjo Aa" yang telah membantu mahasiswa untuk mencapai pendidikan tinggi.Â
"A, saya ngutang dulu ya nanti bayar di tanggal muda, hehe." kata seorang kawan pada Aa penjual.