Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Suka dan Duka yang Saya Alami sebagai Anak Guru

3 Oktober 2023   18:51 Diperbarui: 4 Oktober 2023   01:01 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bantuan biaya sekolah menjadi sebuah beban finansial yang lebih ringan bagi keluarga kami. Bantuan potongan biaya ini juga memberikan saya kesempatan untuk mengejar impian pendidikan saya.

Namun, penting untuk dicatat bahwa meskipun saya dan anak-anak guru lain mendapatkan bantuan potongan biaya, saya tetap diingatkan oleh orang tua saya tentang pentingnya menghargai kesempatan ini dan menjalani pendidikan selagi masih bisa. Mereka selalu menekankan bahwa pendidikan adalah kunci untuk mencapai impian.

5. Didikan yang Keras

Pendidikan yang keras adalah bagian tak terpisahkan dari pengalaman saya sebagai anak guru. Tidak hanya di kelas, tetapi juga di rumah, saya mendapatkan pengajaran tentang kedisiplinan dan tanggung jawab dari orang tua saya. 

Mereka memiliki keyakinan yang kuat bahwa pendidikan bukan hanya tentang akademis, tetapi juga tentang membentuk karakter dan perilaku yang baik.

Salah satu contoh konkret dari pendidikan yang keras ini adalah aturan jam malam yang ketat. Sementara teman-teman seusia saya mungkin dapat dengan bebas bermain atau berkumpul di luar rumah hingga larut malam, saya memiliki batasan waktu yang ketat. 

Orang tua saya menetapkan bahwa saya harus berada di rumah sebelum jam 9 malam, dan setelah itu, pintu rumah akan dikunci (itu dulu ketika rentang waktu 17 sampai 20 tahun), jika sekarang boleh keluar malam namun harus dengan alasan yang jelas. 

Awalnya, saya mungkin merasa sedikit terbatas oleh aturan ini, namun seiring berjalannya waktu, saya menyadari nilai-nilai yang ditanamkan oleh orang tua saya.

Selain dari aturan jam malam, pendidikan yang keras juga melibatkan nilai-nilai seperti kerja keras, tanggung jawab, dan kemandirian. Orang tua saya selalu menekankan pentingnya menyelesaikan tugas-tugas sekolah tepat waktu, dan menjadi individu yang bertanggung jawab. 

Meskipun pendidikan yang keras ini mungkin terasa sulit pada saat itu, saya sangat bersyukur atas nilai-nilai dan disiplin yang ditanamkan oleh orang tua saya. 

Mereka telah membantu membentuk karakter saya dan memberikan dasar yang kuat untuk meraih impian dan tujuan saya. Pendidikan yang keras ini adalah bukti nyata dari cinta dan perhatian mereka terhadap masa depan saya, dan saya akan selalu menghargainya dalam perjalanan hidup saya (walaupun agak menyebalkan).

6. Sulit Menyamakan Identitas Sosial dengan Teman Kala SMA

Sulit menyamakan identitas sosial adalah salah satu tantangan yang saya hadapi saat bersekolah di lingkungan yang cukup berbeda dari latar belakang keluarga saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun