Seringkali, anak-anak guru ditempatkan pada ekspektasi yang sangat tinggi, ini membuat beban tersendiri dalam kehidupan saya.Â
Masyarakat mungkin berpikir bahwa karena orang tua mereka adalah guru, mereka juga harus menjadi siswa yang berprestasi di semua mata pelajaran.Â
Namun, ini adalah pandangan yang sangat sempit dan tidak menghargai keragaman bakat dan minat yang dimiliki setiap individu. Bahkan anak-anak guru yang mungkin tidak begitu hebat dalam hal akademis, mungkin memiliki kemampuan luar biasa dalam olahraga, seni, musik, atau bidang lain yang tidak selalu diukur oleh nilai-nilai di sekolah.
Selain itu, perlu diingat bahwa menjadi anak guru juga tidak berarti mereka selalu mendapatkan bantuan dan dukungan khusus dalam hal akademis.Â
Orang tua guru mungkin memiliki pengetahuan yang lebih dalam tentang pendidikan, tetapi anak-anak mereka masih harus melalui perjalanan belajar mereka sendiri dengan tantangan dan upaya yang sama seperti siswa lainnya.Â
Mengasumsikan bahwa mereka akan selalu unggul dalam pelajaran hanya karena orang tua mereka adalah guru adalah anggapan yang tidak benar dan dapat menciptakan tekanan yang tidak perlu.
2. Stigma Anak Guru Juga Pasti Akan Jadi Guru
Memiliki orang tua yang berprofesi sebagai guru adalah sebuah keberuntungan dan menjadi sumber inspirasi dalam hidup saya. Meskipun demikian, saya percaya bahwa setiap individu memiliki hak dan kebebasan untuk memilih jalur karir yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.Â
Saya mengakui bahwa pendidikan yang saya pilih saat ini tidak sejalan dengan menjadi seorang guru. Namun, jika suatu saat nanti panggilan hati membawa saya ke jalan pendidikan, saya akan menerimanya dengan senang hati.
Saya juga merasa memiliki bakat alami dalam hal mengajar, yang mungkin turun-temurun dari kedua orang tua saya. Contohnya, saya pernah menjadi pelatih paskibra selama beberapa tahun di sekolah saya dahulu.Â
Pengalaman ini memberikan saya kesempatan untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan dengan adik-adik saya dulu, dan itu adalah momen yang sangat ingin saya kenang kembali.
Meskipun pilihan pendidikan saya saat ini mungkin berbeda, saya selalu terbuka untuk kemungkinan menjadi guru di masa depan. Keputusan ini akan didasarkan pada panggilan hati dan minat pribadi, bukan hanya karena keturunan dari orang tua saya.Â