Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Mengungkap Misteri dalam Secangkir "Kopi Sianida"

1 Oktober 2023   22:19 Diperbarui: 1 Oktober 2023   22:41 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso (Netflix via IMDb)

Pada suatu petang di awal tahun 2016, Kafe Olivier di Mall Grand Indonesia, Jakarta, menjadi saksi bisu dari sebuah tragedi yang mengerikan. 

Di tengah aroma harum kopi yang menguar dan suara pelanggan yang sedang menikmati waktu bersama, peristiwa yang akan mengguncang Indonesia dan menjadi salah satu kasus pembunuhan paling kontroversial dalam sejarah negara ini mulai terbuka.

Wayan Mirna Salihin, seorang wanita muda yang sedang menikmati kopi bersama temannya, Jessica Kumala Wongso, tak pernah menduga bahwa malam itu akan menjadi akhir perjalanannya. 

Mereka tertawa, berbicara, dan bersantai seperti biasa. Tetapi, apa yang terjadi selanjutnya tidak bisa dia hindari.

Namun, di balik suasana kafe yang tenang, ada sesuatu yang jauh lebih gelap. Jessica Wongso, seorang sahabat yang seharusnya bisa dipercaya, ternyata memiliki rencana yang mengerikan. 

Ia membawa sebuah cangkir kopi yang mengandung racun sianida, meracuninya, dan memberikannya kepada Mirna.

Ketika racun mulai merasuki tubuh Mirna, perjalanan menuju kematian yang mengerikan dimulai. Dia mengalami penderitaan yang tak terbayangkan, dan temannya yang seharusnya melindunginya justru menjadi pelaku di balik semua ini. 

Mirna mencoba bertahan, mencari pertolongan, tetapi racun itu telah menguasai tubuhnya.

Ketika rahasia gelap mulai terungkap, polisi dan penyidik mulai meraba-raba untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi ini. Dan seiring dengan berjalannya waktu, sebuah cerita yang penuh misteri, intrik, dan kekejaman pun terbentang di hadapan mata publik.

Film dokumenter "Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso" menggali lebih dalam ke dalam kisah ini yang tak terlupakan. 

Dengan wawancara eksklusif, rekaman, dan buku harian Jessica Wongso yang menjadi kunci penyelidikan, film ini membuka pintu menuju kebenaran yang sulit dipahami. 

Bagaimana seorang sahabat bisa menjadi pembunuh? Mengapa perencanaan ini begitu matang, begitu kejam?

Kasus ini telah mengguncang hati banyak orang, menciptakan pertanyaan tentang sifat manusia, persahabatan, dan kejahatan. 

Meskipun Jessica Wongso divonis bersalah dan dihukum dengan hukuman yang berat, kasus ini tetap menjadi bahan pembicaraan yang tak pernah habis di kalangan masyarakat.

Sekarang, setelah menyaksikan film dokumenter ini, kita akan lebih mendalam lagi dalam cerita yang mengerikan ini, menggali fakta-fakta tersembunyi, dan mencoba memahami apa yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan keji seperti ini. 

Kasus pembunuhan yang melibatkan Wayan Mirna Salihin dan Jessica Kumala Wongso, dikenal sebagai "kopi sianida," telah menggegerkan Indonesia dan menjadi perdebatan yang panjang. 

Meskipun kasasi yang diajukan oleh Jessica Wongso telah ditolak oleh Mahkamah Agung, sejumlah kejanggalan dalam kasus ini terus mengemuka, terutama setelah rilis film dokumenter "Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso" di Netflix.

Fakta dan Kejanggalan Kasus Kopi Sianida

Salah satu kejanggalan yang mencolok adalah wawancara online dengan Jessica Wongso ketika ia berada di luar penjara. Dalam wawancara tersebut, Jessica mengakui bahwa ia masih bingung dengan kasus yang menjeratnya. 

Namun, insiden mengejutkan terjadi ketika seorang petugas tiba-tiba ikut campur dalam wawancara tersebut dan akhirnya menghentikannya. 

Setelah insiden tersebut, tim dari Netflix tidak lagi dapat menghubungi Jessica Wongso yang berada di dalam penjara.

Film dokumenter ini membuka pintu bagi penonton untuk menggali lebih dalam tentang berbagai aspek kejanggalan dalam kasus ini. 

Beberapa di antaranya adalah:

  • Gambaran tentang sosok ayah Mirna yang digambarkan sebagai orang yang memiliki kepribadian arogan dan narsistik.
  • Munculnya Jessica dalam film untuk berbicara dengan durasi yang sangat singkat, bahkan ia tidak diizinkan untuk diwawancarai.
  • Tidak adanya wawancara dengan suami Mirna dan ketiga hakim yang menangani kasus ini.
  • Fakta bahwa Mirna tidak diotopsi secara menyeluruh, hanya diambil sampel pada lambung, empedu, dan hatinya setelah 3 hari kematian.
  • Tidak ada bukti yang secara langsung menyebut Jessica sebagai pembunuh Wayan Mirna, hanya teori dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) dan saksi ahli.
  • Kasus ini memiliki banyak kejanggalan lainnya yang membingungkan.
  • Pihak Jessica tampaknya tidak diberi kesempatan yang cukup untuk berbicara, bahkan dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) masih diragukan oleh pengadilan.
  • Ayah Mirna tampaknya ingin segera menyelesaikan kasus ini dengan menyatakan bahwa Jessica adalah pelakunya.
  • Banyak narasumber yang didatangkan oleh JPU, pengacara, manajer Kafe Olivier, barista, orang media, dan saksi ahli.
  • Fakta menarik bahwa hanya 1 gram biji apel mengandung sianida dalam jumlah kecil, yang mirip dengan jumlah sianida yang ditemukan di tubuh Mirna.
  • Beberapa poin yang menjadi dasar bahwa Jessica adalah pelaku, seperti pesanan tempat, goodie bag yang menghalangi kopi dari pantauan CCTV, serta sikap Jessica yang terlihat tidak panik dan mencoba mencari bantuan online saat itu.
  • Kontradiksi dalam pernyataan ayah Mirna yang awalnya ingin menginvestigasi tetapi tidak mengizinkan otopsi yang lengkap.
  • Ketidakhadiran Hani dalam dokumenter meskipun dia berada di tempat kejadian bersama Jessica dan Mirna.
  • Tidak hanya kasusnya yang menjadi sorotan, tetapi juga beberapa peristiwa yang tidak relevan, seperti pernikahan seorang jaksa yang disebut "ganteng."
  • Pertanyaan tentang prosedur otopsi dan penemuan sianida dalam tubuh Mirna yang memicu keraguan.
  • Keterlibatan sejumlah orang dalam kasus ini yang mungkin mencerminkan minat masyarakat Indonesia terhadap kisah yang dramatis.
  • Pentingnya melakukan otopsi lengkap pada kematian yang tidak wajar untuk mengetahui penyebab yang sebenarnya.
  • Kecurigaan terhadap pernyataan saksi yang tidak konsisten.
  • Fakta bahwa sianida sebenarnya harus ada dalam jumlah yang jauh lebih besar untuk menyebabkan kematian, dan masih banyak lagi pertanyaan yang belum terjawab.

Kasus ini tetap menjadi misteri yang memicu perdebatan di masyarakat. Setelah menyaksikan film dokumenter ini, banyak yang tetap meragukan peran Jessica Wongso sebagai pembunuh Wayan Mirna. 

Meskipun Jessica telah mencoba semua upaya hukum yang tersedia, kejanggalan dalam kasus ini tetap menggantung di udara, dan pertanyaan tentang kebenaran masih menghantui pikiran banyak orang.

Kesimpulan

Film dokumenter "Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso" telah membawa ke permukaan sejumlah kejanggalan yang terkait dengan kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin. 

Meskipun kasasi yang diajukan oleh Jessica Wongso telah ditolak, banyak pertanyaan dan keraguan yang tetap mengelilingi kasus ini.

Film ini memaparkan serangkaian kejanggalan, termasuk kurangnya wawancara dengan suami Mirna dan ketiga hakim yang menangani kasus ini, serta tidak diotopsinya jenazah Mirna secara menyeluruh. 

Selain itu, tidak ada bukti langsung yang mengaitkan Jessica Wongso dengan pembunuhan Wayan Mirna, hanya teori dari Jaksa Penuntut Umum dan saksi ahli.

Meskipun beberapa faktor, seperti pesanan tempat, goodie bag yang menghalangi kopi dari pantauan CCTV, dan sikap Jessica yang tampak tenang saat peristiwa terjadi, tampaknya memberatkan Jessica, bukti utama yang berupa sianida tidak pernah ditemukan pada Jessica. 

Selain itu, sejumlah poin lainnya, seperti latar belakang kriminal di Australia, penggunaan obat antidepresan, dan tindakan gegabah membuang celana yang dikenakan saat itu, juga menjadi fokus perhatian.

Kasus ini tetap menjadi salah satu misteri yang penuh kontroversi dalam sistem peradilan Indonesia. 

Meskipun film ini telah memberikan pandangan yang lebih mendalam, pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi di malam kematian Mirna masih belum terpecahkan sepenuhnya.

Film dokumenter ini mengingatkan kita akan pentingnya keadilan, perlunya pemeriksaan menyeluruh dalam kasus kematian yang mencurigakan, dan bahwa kebenaran seringkali lebih kompleks daripada yang terlihat di permukaan. 

Seiring dengan berlalunya waktu, mungkin saja ada perkembangan baru dalam kasus ini yang akhirnya akan membawa kita menuju jawaban yang lebih pasti tentang siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas kematian tragis Wayan Mirna Salihin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun