Dampak Atap Asbes bagi Kesehatan
Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat semakin sadar akan pentingnya kesehatan dan lingkungan. Salah satu contohnya adalah pemilihan bahan bangunan yang ramah lingkungan dan tidak membahayakan kesehatan.Â
Namun, dalam kenyataannya, masih banyak ditemukan bahan bangunan yang sejatinya berpotensi membahayakan kesehatan, namun tetap digunakan karena pertimbangan-pertimbangan tertentu, salah satunya adalah atap asbes.Â
Baru-baru ini, ketika saya menggunakan KRL dan melintasi beberapa daerah di Jakarta, mata saya tertuju pada banyaknya rumah-rumah dengan atap berbahan asbes.Â
Meskipun telah banyak peringatan mengenai bahayanya, ditambah larangan oleh WHO, namun kenapa atap asbes masih menjadi pilihan bagi banyak masyarakat kita? Dibalik harga yang terjangkau, apa saja dampak yang mungkin ditimbulkan oleh bahan ini bagi kesehatan penghuninya?
Atap Asbes itu Murah
Atap asbes, bagi sebagian besar masyarakat, menjadi pilihan yang menarik terutama dari segi ekonomis. Bahan ini dikenal dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan jenis atap lainnya seperti genteng keramik atau baja ringan.Â
Ketersediaannya yang melimpah di pasaran, proses pemasangannya yang sederhana, serta ketahanannya terhadap perubahan cuaca menjadikannya alternatif yang menarik bagi masyarakat berpenghasilan rendah atau mereka yang mencari solusi hemat dalam membangun atau merenovasi rumah.Â
Namun, di balik kepraktisannya, ada sejumlah pertimbangan kesehatan yang seringkali diabaikan oleh banyak orang.
Dampak Buruk Penggunaan Asbes pada Kesehatan dan Bangunan
Asbes, sebuah material yang dulu dianggap revolusioner karena kelebihannya, kini menjadi sorotan karena dampak buruk yang ditimbulkannya.Â
Meski menjadi pilihan ekonomis bagi sebagian besar masyarakat karena harganya yang relatif murah, penggunaan asbes ternyata membawa risiko kesehatan yang sangat signifikan.
Menurut data dari Health and Safety Executive, asbes dapat menyebabkan sejumlah penyakit berbahaya:
1. Mesothelioma:Â
Ini adalah kanker yang tumbuh pada lapisan paru-paru (pleura) dan lapisan yang mengelilingi bagian bawah dari saluran pencernaan (peritoneum). Hal yang mengkhawatirkan adalah Mesothelioma hampir secara eksklusif disebabkan oleh paparan asbes.
2. Kanker Paru-paru:Â
Selain Mesothelioma, asbes juga berpotensi menyebabkan kanker paru-paru. Bahkan, bagi mereka yang memiliki kebiasaan merokok, kombinasi antara rokok dan paparan asbes dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru secara signifikan.
3. Asbestosis:Â
Asbestosis bukanlah kanker, tetapi merupakan kondisi parah dimana terjadi penebalan dan jaringan parut pada paru-paru setelah seseorang terpapar asbes dalam jangka waktu yang lama.Â
Gejalanya antara lain sesak napas, dan dalam kasus yang serius, kondisi ini bisa berujung pada kematian.
4. Penebalan Pleura:Â
Ini adalah kondisi yang terjadi setelah seseorang terpapar asbes dalam jumlah besar. Lapisan paru-paru, atau pleura, menjadi menebal dan membengkak.Â
Jika kondisi ini berlanjut, paru-paru dapat terjepit dan mengakibatkan sesak napas serta rasa tidak nyaman di dada.