Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Keegoisan dan Kefanaan Saya, Semua Itu Tak Melulu tentang Diri Sendiri!

10 September 2023   12:55 Diperbarui: 10 September 2023   12:57 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlebih, dalam upaya menjadi pemeran utama dalam cerita hidup saya, saya malah kehilangan banyak momen berharga yang seharusnya bisa saya bagi dengan orang lain. Momen-momen ketika saya seharusnya mendengar, berempati, atau sekadar berbagi tawa dan duka. 

Saya menyadari bahwa kehidupan ini bukanlah panggung solo. Setiap individu memiliki peran mereka, dan harmoni tercipta ketika kita saling menghargai dan memahami.

Waktunya Memaafkan Diri Sendiri

Ketika kita terjebak dalam siklus penyesalan dan kesalahan masa lalu, membiarkan kenangan-kenangan tersebut menghantui setiap langkah dan keputusan yang kita buat. Mengampuni diri sendiri bukanlah tindakan sepele, namun merupakan sebuah proses pembebasan dari belenggu kesalahan yang mungkin sudah lama menghimpit hati dan pikiran. 

Memafkan diri bukan berarti melupakan atau mengabaikan kesalahan, namun lebih kepada menerima bahwa kesalahan adalah bagian dari perjalanan kehidupan. Dengan memaafkan diri, kita memberikan kesempatan bagi diri kita untuk belajar, berkembang, dan melangkah maju dengan pandangan yang lebih positif. 

Kita juga mengembalikan kepercayaan diri yang mungkin telah lama hilang. Jadi, tanyakan pada diri kita, 

"Apakah saya sudah memberi ruang untuk memaafkan diri saya sendiri?" 

Sebab, pengampunan adalah langkah pertama untuk mencintai diri dan hidup dengan penuh makna.

Epilog

Menjadi pemeran utama dalam kehidupan kita bukanlah sesuatu yang salah. Setiap orang memiliki hak untuk mengejar impian, menentukan nasib, dan menjadi protagonis dalam kisah hidup mereka sendiri. Namun, kesalahan muncul ketika kita selalu berkeinginan untuk menjadi pemeran utama dalam setiap situasi dan dalam setiap interaksi dengan orang lain. 

Kehidupan adalah sebuah pentas yang kaya, di mana tidak setiap babak memerlukan kita untuk berada di garis depan. Ada saat-saat di mana kita harus merelakan diri menjadi pemeran pendukung, memberi ruang bagi orang lain untuk bersinar, dan mendukung mereka dalam perjalanan mereka. 

Memahami kapan harus mengambil alih dan kapan harus mundur adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang seimbang dan harmonis, di mana kita tidak hanya menghargai diri sendiri, namun juga menghargai peran dan kontribusi orang lain dalam narasi kehidupan.

Note:

Terima kasih untuk setiap orang yang datang dan pergi dari hidup saya, dari mereka saya bisa belajar keikhlasan dan segala rasa ego saya. Terima kasih untuk setidaknya memberikan warna baru dan sudut pandang baru dari kehidupan. Semoga kamupun juga!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun