Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Laksamana Malahayati: Warisan Semangat Perjuangan dalam Lensa Generasi Muda dari Masa ke Masa

8 September 2023   13:09 Diperbarui: 8 September 2023   13:14 3828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marcella Zalianty menjadi sosok sentral dalam pagelaran Jalasena Laksamana Malahayati. (Dok. Dinas Penerangan TNI AL)

Jakarta, 8 Sept 2023 - Inilah sosok yang menginspirasi saya sebagai generasi muda melalui perjuangannya, sosok itu bernama Malahayati. Laksamana Malahayati lahir di sebuah era keemasan Kesultanan Aceh Darussalam pada pertengahan abad ke-16. 

Sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah maritim Indonesia, ia bukan hanya dikenal sebagai wanita pejuang, tetapi juga sebagai strategis militer yang cerdas dan pemimpin yang bijaksana. Lahir dari keluarga bangsawan di Aceh, Malahayati memang memiliki garis keturunan yang dekat dengan penguasa Aceh kala itu. 

Sejak muda, ia sudah mendapatkan pendidikan yang memadai, tidak hanya dalam hal ilmu agama dan pengetahuan, tetapi juga dalam seni bela diri dan strategi perang. Pendidikan ini menjadi modal penting Malahayati ketika kemudian hari ia memimpin armada laut Kesultanan Aceh.

Malahayati memiliki motivasi pribadi dalam perjuangannya. Kematian suaminya dalam pertempuran melawan bangsa Portugis memantik api semangatnya untuk membalaskan dendam dan melanjutkan perjuangan suaminya. 

Ia dengan cepat membangun reputasinya sebagai seorang laksamana yang handal. Keberaniannya membuatnya berhasil menangkap kapten kapal Cornelis de Houtman dari Belanda dan membuat bangsa Eropa kala itu mengakui kehebatan armada laut Aceh yang dipimpinnya.

Laksamana Malahayati tidak hanya dikenal karena keberaniannya di medan pertempuran. Ia juga terkenal sebagai seorang pemimpin yang adil dan bijaksana, mampu memimpin armadanya dengan taktik dan strategi yang cemerlang. 

Keahliannya dalam berdiplomasi dengan negara-negara lain membuat Kesultanan Aceh dapat mempertahankan kedaulatannya di tengah ancaman kolonialisme. Perjuangan Laksamana Malahayati menjadi inspirasi bagi banyak generasi di Indonesia. 

Kisahnya mengajarkan kita bahwa keteguhan, keberanian, dan kecerdasan bisa diwujudkan tanpa memandang jenis kelamin, dan bahwa setiap individu memiliki potensi untuk menjadi pejuang bagi bangsanya.

Kilas Balik Perjuangan Malahayati dalam Pentas Teater

Marcella Zalianty menjadi sosok sentral dalam pagelaran Jalasena Laksamana Malahayati. (Dok. Dinas Penerangan TNI AL)
Marcella Zalianty menjadi sosok sentral dalam pagelaran Jalasena Laksamana Malahayati. (Dok. Dinas Penerangan TNI AL)

Sebuah pentas teater yang megah menghiasi perayaan ulang tahun ke-78 TNI Angkatan Laut pada 7 September 2023. Bukan sembarang pentas, ini adalah kisah nyata seorang panglima perempuan pertama di dunia yang berasal dari bumi Nusantara. 

Nama Laksamana Malahayati dari Kesultanan Aceh Darussalam menjadi sorotan dalam pertunjukan teatrikal ini, mengajarkan Indonesia tentang keberanian dan strategi berbasis maritim.

Pentas ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga pelajaran dan refleksi bagi TNI AL. Seperti yang disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Muhammad Ali, 

"Kisah Laksamana Malahayati mengingatkan kita pada pentingnya kekuatan maritim dalam menjaga kedaulatan serta membangun perekonomian dan diplomasi di laut."

Kisah heroik perjuangan Malahayati bersama Laskar Inong Balee, sebuah kesatuan luar biasa dengan lebih dari 2.000 prajurit perempuan, dalam mengusir penjajah asing dari Tanah Rencong mengajarkan TNI AL sebuah semangat pantang menyerah. 

Itulah inspirasi di balik pembentukan Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) pada 1963 dan pendidikan taruni di Akademi Angkatan Laut sejak 2013.

Bagi kalian yang merasa nama "Malahayati" sering terdengar di lingkungan TNI AL, bukan tanpa alasan. Laksamana Malahayati, pahlawan nasional kita, menjadi identitas dari KRI Malahayati-362, kapal perang yang berjaga di Sorong, Papua Barat. 

Selain itu, berbagai fasilitas di Komplek TNI AL dan Markas Besar TNI pun mengenang jasa beliau dengan memberikan nama "Malahayati".

Maka, dalam semarak HUT TNI AL ini, pentas teater yang mengangkat kisah perjuangan Laksamana Malahayati yang lahir pada 1 Januari 1550 dan wafat 30 Juni 1615, tidak hanya menjadi persembahan seni, tetapi juga penghormatan dan inspirasi bagi generasi penerus untuk tetap menjaga kehormatan dan kedaulatan maritim Indonesia.

Peran TNI AL dalam Pertunjukan

Kepala Dinas Sejarah TNI AL Laksamana Pertama Hariyo Poernomo pada konferensi pers di Graha Bhakti Budaya, Jakarta. (Dok. Dinas Penerangan TNI AL)
Kepala Dinas Sejarah TNI AL Laksamana Pertama Hariyo Poernomo pada konferensi pers di Graha Bhakti Budaya, Jakarta. (Dok. Dinas Penerangan TNI AL)

Bukan semata semarak HUT, tetapi juga gabungan antara sejarah, kesenian, dan nasionalisme. TNI AL sebagai eksekutif produser menampilkan parade nama-nama besar dalam seni pertunjukan untuk mewujudkan kisah epik ini.

Marcella Zalianty, selain berperan sebagai produser, juga memerankan sosok sentral, Laksamana Malahayati. Arswendi Bening memerankan Sultan Aceh, Cut Mini memerankan ibu dari Laksamana Malahayati, dan Teuku Rifnu Wikana tampil sebagai suami Malahayati. Tak ketinggalan Aulia Sarah yang memerankan Cut Limpah.

Panggung akan dipimpin oleh Iswandi Pratama sebagai sutradara, dengan bantuan Jay Soebijakto yang bertindak sebagai penata artistik. Toro Arto mengambil peran penting sebagai pimpinan produksi. 

Nya Ina Raseuki atau lebih dikenal sebagai Ubiet mengisi nada dengan lantunan lamen, sementara koreografi dikerjakan oleh Hartati, dan Indra Perkasa bertanggung jawab sebagai penata musik.

Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, akan dipenuhi sorak sorai dan gelombang perjuangan pada 8 dan 9 September 2023. Sementara tanggal 8 diperuntukkan bagi tamu undangan, tanggal 9 disiapkan dua pertunjukan monumental bagi masyarakat umum, baik siang maupun malam hari.

Kolaborasi ini melibatkan 67 pemain, sembilan di antaranya adalah prajurit Kowal. Bersanding dengan mereka adalah aktor dan aktris dari kelompok teater terkenal seperti Teater Koma dan Wayang Orang Bharata. Mereka semua telah berlatih keras sejak Juli 2023 di Gelanggang Olahraga Mabes TNI AL Cilangkap, Jakarta.

Pementasan ini menawarkan adegan-adegan yang akan sulit dilupakan. Salah satunya adalah pertempuran kolosal antara prajurit Inong Balee dengan serdadu asing. Replika kapal perang juga akan dipamerkan, menambah ke-grande-an panggung yang akan menjadi saksi bisu kisah heroik Laksamana Malahayati.

Hal Menarik dalam Pagelaran

Replika kapal perang yang megah menjadi salah satu yang paling dinanti-nanti dalam pertunjukan teatrikal ini. Jay Soebijakto, otak di balik kreasi grandeur tersebut, menjelaskan bahwa replika kapal adalah hasil riset panjangnya. 

"Kapal terbuat dari rangka baja knock-down dengan ukuran tinggi 3,5 meter dan panjang 10 meter. Bahkan, kapal ini dirancang mampu menampung hingga 10 orang sekaligus," ungkap Jay.

Namun, yang menjadikan kapal ini unik adalah kemampuannya membelah menjadi dua saat di panggung, menjadi area pertempuran yang seru, termasuk aksi lompatan antar kapal. Semua ide ini berasal dari putra Laksamana R. Soebijakto, KASAL pertama yang memimpin TNI AL pada 1948.

Tak hanya berfokus pada kapal, Jay, yang merupakan alumni Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia, juga merespons tantangan desain panggung Graha Bhakti Budaya, TIM. 

Lebar panggung 12 meter dan panjang 18 meter, ia merasa panggung tersebut memberikan dinamika baru. Terlebih, ia sebelumnya pernah menangani musikal "Laskar Pelangi" pada 2010.

Jay menyematkan teknologi canggih dalam pertunjukan ini, dari immersive sound system, tata cahaya berkekuatan 130.000 watt, hingga flow set multimedia untuk meningkatkan visual. Penggunaan struktur rumah khas Aceh dan Istana Kesultanan Aceh Darussalam juga memberi nuansa otentik dan mendalam pada setiap adegan.

Teknologi video mapping pun turut diperkenalkan. Dua proyektor dengan kekuatan masing-masing 32rb lumens dan lensa ultra short throw akan memperkuat tampilan visual, menemani aksi Marcella Zalianty dan seluruh pemain di atas panggung. 

"Dalam rangka HUT ke-78 TNI AL, kami ingin menunjukkan yang terbaik," tutup Jay dengan penuh semangat.

Pesan Tersirat Malahayati untuk Generasi Muda Indonesia

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki garis pantai yang panjang dan kekayaan laut yang tak terhingga. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dan menghargai keberadaan laut sebagai bagian dari identitas bangsa. 

Pertunjukan teatrikal ini bukan hanya sekedar hiburan, tetapi juga sebuah sarana edukasi yang mengajak seluruh lapisan masyarakat, terutama generasi muda, untuk membangun jiwa kemaritiman. Sebuah pemahaman bahwa laut bukan hanya sumber daya melainkan juga simbol kebanggaan, identitas, dan kedaulatan bangsa.

Sejarah telah mencatat betapa bangsa Indonesia memiliki warisan kemaritiman yang kaya dan hebat. Nenek moyang kita, para pelaut ulung, telah menjelajahi dan menghubungkan berbagai penjuru nusantara dengan perahu-perahu tradisional, menciptakan jaringan perdagangan dan budaya yang mengagumkan. 

Namun, di era digital dan modernisasi saat ini, banyak dari generasi muda yang mulai terlepas dari akar kemaritiman mereka, lebih terfokus pada perkembangan kehidupan urban. Kini, saatnya generasi muda kembali membangkitkan semangat kemaritiman yang mengalir dalam darah mereka. 

Laut bukan sekadar wilayah yang memisahkan pulau-pulau melainkan sebuah jembatan yang menghubungkan dan mempererat tali persaudaraan antar etnis dan budaya. 

Penting bagi generasi muda untuk menyadari bahwa masa depan bangsa ini tak hanya bergantung pada apa yang ada di atas tanahnya, tetapi juga pada bagaimana kita memanfaatkan, menjaga, dan memajukan potensi laut kita. Jiwa kemaritiman adalah identitas kita, sebuah warisan yang harus terus dihidupkan dan diteruskan kepada generasi berikutnya.

Jangan biarkan kejayaan dan kisah heroik para pendahulu di lautan hanya menjadi cerita di buku-buku sejarah. Jadikan itu sebagai inspirasi untuk berkontribusi, inovasi, dan memajukan bangsa ini dalam lanskap maritim global. 

Laut Nusantara menanti semangat dan kreasi kalian!

SELESAI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun