Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Laksamana Malahayati: Warisan Semangat Perjuangan dalam Lensa Generasi Muda dari Masa ke Masa

8 September 2023   13:09 Diperbarui: 8 September 2023   13:14 3828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marcella Zalianty menjadi sosok sentral dalam pagelaran Jalasena Laksamana Malahayati. (Dok. Dinas Penerangan TNI AL)

Nama Laksamana Malahayati dari Kesultanan Aceh Darussalam menjadi sorotan dalam pertunjukan teatrikal ini, mengajarkan Indonesia tentang keberanian dan strategi berbasis maritim.

Pentas ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga pelajaran dan refleksi bagi TNI AL. Seperti yang disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Muhammad Ali, 

"Kisah Laksamana Malahayati mengingatkan kita pada pentingnya kekuatan maritim dalam menjaga kedaulatan serta membangun perekonomian dan diplomasi di laut."

Kisah heroik perjuangan Malahayati bersama Laskar Inong Balee, sebuah kesatuan luar biasa dengan lebih dari 2.000 prajurit perempuan, dalam mengusir penjajah asing dari Tanah Rencong mengajarkan TNI AL sebuah semangat pantang menyerah. 

Itulah inspirasi di balik pembentukan Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) pada 1963 dan pendidikan taruni di Akademi Angkatan Laut sejak 2013.

Bagi kalian yang merasa nama "Malahayati" sering terdengar di lingkungan TNI AL, bukan tanpa alasan. Laksamana Malahayati, pahlawan nasional kita, menjadi identitas dari KRI Malahayati-362, kapal perang yang berjaga di Sorong, Papua Barat. 

Selain itu, berbagai fasilitas di Komplek TNI AL dan Markas Besar TNI pun mengenang jasa beliau dengan memberikan nama "Malahayati".

Maka, dalam semarak HUT TNI AL ini, pentas teater yang mengangkat kisah perjuangan Laksamana Malahayati yang lahir pada 1 Januari 1550 dan wafat 30 Juni 1615, tidak hanya menjadi persembahan seni, tetapi juga penghormatan dan inspirasi bagi generasi penerus untuk tetap menjaga kehormatan dan kedaulatan maritim Indonesia.

Peran TNI AL dalam Pertunjukan

Kepala Dinas Sejarah TNI AL Laksamana Pertama Hariyo Poernomo pada konferensi pers di Graha Bhakti Budaya, Jakarta. (Dok. Dinas Penerangan TNI AL)
Kepala Dinas Sejarah TNI AL Laksamana Pertama Hariyo Poernomo pada konferensi pers di Graha Bhakti Budaya, Jakarta. (Dok. Dinas Penerangan TNI AL)

Bukan semata semarak HUT, tetapi juga gabungan antara sejarah, kesenian, dan nasionalisme. TNI AL sebagai eksekutif produser menampilkan parade nama-nama besar dalam seni pertunjukan untuk mewujudkan kisah epik ini.

Marcella Zalianty, selain berperan sebagai produser, juga memerankan sosok sentral, Laksamana Malahayati. Arswendi Bening memerankan Sultan Aceh, Cut Mini memerankan ibu dari Laksamana Malahayati, dan Teuku Rifnu Wikana tampil sebagai suami Malahayati. Tak ketinggalan Aulia Sarah yang memerankan Cut Limpah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun