Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dear Mahasiswa, Tak Wajib Skripsi Bukan Berarti Lepas dari Laporan Akademik!

1 September 2023   18:35 Diperbarui: 6 September 2023   11:34 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tradisi akademik, skripsi kerap menjadi 'monster' yang harus dihadapi oleh setiap mahasiswa sebelum memperoleh gelar sarjana. Skripsi adalah karya ilmiah yang umumnya menjadi syarat kelulusan bagi mahasiswa S1 atau D4. 

Melalui skripsi, mahasiswa diminta untuk melakukan penelitian mendalam terhadap suatu topik, dan hasilnya kemudian disajikan dalam bentuk tulisan ilmiah.

Namun, kabar terbaru dari Kemendikbudristek mungkin menjadi angin segar bagi sebagian mahasiswa. 

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi pasal 18 mencabut kewajiban penulisan skripsi sebagai tugas akhir bagi mahasiswa program sarjana. 

Tugas akhir kini dapat berbentuk prototipe, proyek, atau bentuk lainnya.

Berdasarkan Permendikbudristek No 53 Tahun 2023, tugas akhir mahasiswa tidak lagi terbatas pada skripsi. Hal ini tentu memberikan ruang gerak lebih bagi mahasiswa untuk mengekspresikan minat dan bakat mereka melalui medium lain. 

Jika kamu memiliki ketertarikan dalam dunia inovasi, misalnya, bisa memilih untuk membuat prototipe. Sedangkan mereka yang berbakat dalam manajemen proyek dapat memilih untuk mengerjakan proyek sebagai tugas akhir.

Namun, ada hal penting yang perlu ditekankan, tidak mengambil skripsi bukan berarti mahasiswa lepas dari tanggung jawab pembuatan naskah akademik. 

Baik itu tugas akhir berbentuk prototipe, proyek, atau karya lainnya, semuanya harus dilandasi dengan kajian ilmiah. Setiap tugas akhir harus didukung dengan data, penelitian, serta analisis yang relevan. 

Dan tentunya, hasil dari tugas akhir tersebut harus disajikan dalam bentuk laporan akademik.

Jadi, meskipun bentuk tugas akhir beragam, esensi dari tugas akhir tetap sama, yaitu menghasilkan karya yang bermutu dan berkontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan. 

Antara Skripsi dan Opsi Lainnya

Ilustrasi mahasiswa. (Envato/Queenmoonlite)
Ilustrasi mahasiswa. (Envato/Queenmoonlite)

Dalam melangkah di akhir fase perkuliahan, setiap mahasiswa dihadapkan pada pilihan tugas akhir. Baik itu skripsi, dan terbaru prototipe, proyek, atau bentuk lain. 

Keputusan ini menjadi salah satu momen krusial yang dapat menentukan arah masa depan kamu. Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih tugas akhir yang sesuai dengan kemampuan dan minat kamu.

Banyak mahasiswa yang merasa terintimidasi dengan kata "skripsi". Namun, sebenarnya, skripsi bukanlah momok menakutkan yang sering digambarkan. 

Ya, memang membutuhkan proses penelitian yang mendalam, tetapi sejatinya skripsi adalah kesempatan emas bagi mahasiswa untuk mendalami suatu topik yang mereka minati hingga ke akar-akarnya. 

Skripsi menjadi medium di mana kamu dapat menggali, mengeksplorasi, dan berkontribusi pada pengetahuan di bidang tersebut. 

Jadi, bagi kamu yang memang memiliki ketertarikan dalam menulis dan melakukan penelitian, skripsi bisa menjadi pilihan yang tepat.

Namun, bagi beberapa mahasiswa lain, mungkin skripsi bukanlah pilihan terbaik. Ini tidak berarti mereka yang tak mengambil skripsi kurang kompeten. 

Melainkan mungkin saja minat dan kemampuan mereka lebih cocok untuk dikembangkan melalui medium lain seperti prototipe atau proyek. 

Bagi kamu yang lebih cenderung memiliki pemikiran inovatif dan hands-on, mengembangkan prototipe bisa jadi jauh lebih memuaskan. 

Sementara, bagi kamu yang lebih suka bekerja dalam tim dan mengelola proyek, memilih proyek sebagai tugas akhir mungkin lebih sesuai.

***

Apa pun pilihannya, kuncinya adalah penganalan diri. Kenali minat dan kemampuan kamu. Pahami apa yang membuat kamu bersemangat dan di mana kamu merasa paling kompeten. 

Salah memilih tugas akhir bukan hanya akan menyita waktu dan energi kamu, tetapi juga bisa menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan.

Ingatlah, setiap jenis tugas akhir memiliki tantangan tersendiri. Namun, dengan memilih sesuai passion dan kemampuan, kamu tidak hanya akan mampu menghadapi tantangan tersebut, tetapi juga akan menikmati setiap prosesnya. 

Dan siapa tahu, mungkin di tengah-tengah proses itu, kamu menemukan jalan masa depan yang kamu impikan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun